Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Mengurus Keluarga yang Sakit agar Kita Tetap Fit

9 Februari 2022   20:40 Diperbarui: 9 Februari 2022   20:43 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepulang dari menghadiri undangan, saya dikejutkan dengan pesan di grup WA keluarga. Salah satu keponakan saya demam yang suhunya mencapai 40 derajat lebih. Badannya menggigil dan wajahnya merah kehitaman. Sudah diberi obat penurun panas tapi tidak ada pengaruhnya.

Saya pun segera meluncur ke rumahnya. Adik saya sudah panik karena ini anak semata wayangnya. Meski sudah berusia 20 tahun, tetap saja panik. Namanya juga anak.

Kami segera membawa si keponakan ke rumah sakit. Tiba di rumah sakit langsung menuju ruang IGD. Sebab sudah larut malam. Dalam kondisi seperti sekarang ini rumah sakit selalu penuh. Banyak pasien yang datang berobat. Sehingga kami mesti menunggu beberapa saat sebelum ditangani.

Tak berapa lama keponakan saya ditangani oleh petugas di sana. Setelah diperiksa dan diberikan penjelasan, keponakan saya tidak harus dirawat inap. Cukup minum obat yang diberikan. Tunggu hasilnya. Jika sampai 3 hari tidak turun juga baru kembali lagi untuk tes darah dan lain-lain.

Lega rasanya sudah ditangani dan mendapatkan obat. Setidaknya saya bisa tidur nyenyak malam ini. Sebelumnya sempat tidur menjelang pagi terus karena adik saya yang satunya sakit juga. Batuk, pilek dan demam tinggi. Ditambah si adik ada sakit lambung. Jadi ekstra hati-hati memberinya obat dan makanan.

Selanjutnya saya kembali ke rumah. Beristirahat sambil sesekali mengecek pesan di grup keluarga. Esok paginya saya dikejutkan kembali dengan pesan yang sama. Keponakan sakit. Kali ini keponakan yang masih berusia 3 tahun. Karena dekatnya dengan saya, maka sayalah yang dipanggil-panggil.

Saya pun segera meluncur ke sana. Si keponakan langsung minta gendong dan tidak mau dilepas. Badannya panas sekali. Suhunya mencapai 39 derajat lebih. Harus segera dibawa ke rumah sakit juga. Karena tidak mau minum obat.

Maka begitulah, si keponakan dibawa ke rumah sakit. Kali ini rumah sakitnya lebih penuh dari kemarin. Si keponakan mendapatkan penanganan di ruang tunggu. Diberikan obat melalui anus. Setelahnya kami masih harus menunggu untuk menebus obat lainnya.

Cukup lama kami menunggu. Karena memang benar-benar penuh pasiennya. Setelah menebus obat dan kembali pulang, si keponakan sudah mulai turun suhu tubuhnya. Sudah tidak rewel lagi. Saya pun bisa pulang ke rumah dengan tenang.

Esok harinya gantian adik saya dan istrinya yang sakit. Dengan gejala yang sama juga. Demam tinggi dan badan sakit semua. Saya segera meluncur ke rumahnya untuk melihat kondisi mereka. Saya suruh mereka untuk segera berobat. Anak-anaknya saya yang menjaga.

Sepulang dari dokter, mereka disarankan untuk istirahat selama dua hari di rumah. Tentu saja anak-anak harus dijauhkan agar tidak tertular. Tugas saya yang sehat untuk menjaga mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun