Belum usai musim durian dan duku, kita telah disambut oleh kedatangan musim rambutan. Buah-buahan terlihat beraneka macam dijajakan oleh pedagang buah.
Bagi pencinta buah, ini surga dunia. Ingin buah apa saja ada. Saya salah satunya. Namun tidak asal buah juga kok saya sukai. Seperti buah rambutan.
Sekarang ini kan sedang musim rambutan. Mudah bagi kita untuk membelinya. Hampir di setiap sudut jalan kita jumpai pedagang rambutan. Harganya pun sudah terjangkau.
Namun rambutan yang saya sukai masih jarang. Yaitu rambutan Parakan. Kata penjualnya memang pasokan rambutan Parakan sekarang ini semakin sulit.
"Kebon dan pohonnya udah enggak ada. Makanya jarang. Udeh pada jadi perumahan. Padahal rambutan Parakan khas Tangerang."
Nah, iya. Rambutan Parakan memang rambutannya orang Tangerang. Itu yang membuat saya suka. Karena saya orang Tangerang. Boleh dong melestarikannya hehehe
Eh, tapi memang rambutan Parakan beda kok dari rambutan lain. Rasanya tidak terlalu manis dan tidak terlalu asam. Campuran keduanya. Manis ada asam-asamnya.
Kulitnya nglotok. Daging buahnya tebal. Kalau dimakan terasa kres kres gitu. Â Pokoknya segarlah. Sekali makan tak mau udahan.
Oleh karenanya saat musim rambutan seperti sekarang, rambutan yang saya cari adalah rambutan Parakan. Pada dasarnya saya penyuka segala jenis buah. Tapi kalau ada buah yang khas tentu saya pilih buah tersebut.
Seperti rambutan Parakan ini. Sepanjang jalan Ciledug Raya sampai perbatasan Jakarta, sulit sekali menemukan penjual rambutan Parakan. Adanya rambutan jenus lain.
Saya jelas penasaran. "Masa tak ada satu pun yang jual. Pasti ada," kata saya dengan penuh keyakinan.