Bagi orang yang sakit urusan jarak menjadi pertimbangan juga. Kalau jauh apalagi harus terjebak macet. Lebih baik memilih yang dekat-dekat saja.
3 . Semacam sugesti
"Kayaknya kalau belum ke puskesmas belum sembuh dah."
Ada loh sebagian orang yang memiliki sugesti semacam itu. Termasuk adik saya. Padahal ketika sudah berobat belum tentu obatnya diminum.
4 . Merasa cocok dengan dokternya
Kalau ini saya mengalami sendiri. Saya ke puskesmas itu lebih ke pemeriksaan gigi sih. Mungkin karena sejak SD ada diwajibkan untuk memeriksakan gigi. Jadi keterusan.Â
Nah, dokter giginya tuh asik. Enak saja konsultasi gigi dengannya. Saya sampai minta alamatnya. Jadi setelah si dokter tidak bertugas di sana lagi. Saya bisa berobat ke rumahnya langsung. Tentu saja mengikuti prosedur praktek gigi di rumahnya.
5 . Tempat meminta rujukan
Sebagian besar masyarakat yang memiliki riwayat penyakit khusus seperti jantung dan ginjal. Biasanya berobat di rumah sakit besar. Nah, untuk itu mereka membawa berkas berisi rujukan yang mintanya di puskesmas.
6 . Fleksibel
Biasanya mereka yang aktivitasnya berdagang atau mengantar jemput anak sekolah. Bisa mengatur nomor antrean. Jika dapat nomor awal tapi bisanya agak siang. Bisa tukaran dengan yang lain. Tentu saja sesuai kesepakatan.Â