Joko Pinurbo atau biasa disapa dengan nama Jokpin, sastrawan yang karyanya pernah saya dan teman-teman bawakan di acara Komunitas Chattra Kebaya. Waktu itu kami membaca puisi yang berjudul Kamus Kecil.
Saya mengenal karya Jokpin melalui beberapa kutipan yang ditulis oleh seorang teman. Kemudian melalui tweet yang muncul di beranda.
hidup adalah
pustaka cinta
yang tak akan habis dibaca
Demikian salah satu kutipan yang saya baca dan sangat berkesan. Namun sejak membacakan puisi Kamus Kecil bersama teman-teman komunitas, saya semakin menyukai karya-karya beliau.
Oleh karenanya ketika Rumah Pena Inspirasi Sahabat (Rumpies The Club) mengadakan "Bincang Buku Bareng Jokpin" tentu saya tak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Meski sejujurnya saya belum pernah mengikuti kegiatan virtual melalui Goegle Meet.
Berkat RTC dan Jokpin, saya mendapat pengalaman baru. Yaitu berkenalan dengan Goegle Meet. Ternyata seru juga dan enggak pakai ribet. Bisa bertatap dan ngobrol langsung dengan para punggawa RTC. Admin Kompasiana. Dan yang utama nih mendapatkan ilmu secara langsung dari Jokpin. Diantaranya:
1 . Perlu adanya rasa cinta atas apapun yang telah menjadi pilihan kita.
2 . Biasakan mencatat (dalam hal ini secara konvensional menggunakan kertas dan pulpen), meski hanya beberapa kata.
3 . Seorang penulis itu harus sabar dan tahan mental
4 . Seorang penulis mesti memperhatikan situasi dan kondisi.
5 . Saat menulis jangan terpaku pada diri sendiri, tapi juga harus berandai-andai menjadi pembaca.
Selain itu, pitutur beliau lainnya mampu membangkitkan semangat saya dalam belajar menulis puisi.Â
"Menulis puisi itu sebenarnya mudah dan sederhana. Lakukan saja pendekatan induktif atau berdasarkan kejadian yang nyata. Dengan demikian setiap objek bisa dijadikan tema."
Demikian penuturan beliau yang sangat melecut semangat saya. Meski saya tidak jago sekali dalam membuat puisi. Tidak seperti teman-teman di RTC yang puisinya bagus-bagus. Tapi saya senang membaca dan menulis puisi.
Walaupun terkadang ada rasa tak percaya diri. Kok puisi yang saya buat seringkali singkat alias pendek-pendek. Enggak romantis pula. Sekalinya menulis puisi yang agak panjang. Eh, bingung mau menutupnya.
Namun usai mengikuti "Bincang Buku Bareng Jokpin" saya memiliki semangat lagi untuk menulis puisi. Saking semangatnya, eh saya lupa tanggal. Puisi yang saya tulis tentang kisah di bulan November tanggal 22. Oleh karenanya saya beri judul puisi tersebut 22 November.Â
22 November
Setahun yang lalu
Ragu mendera kalbu
Untuk sekadar menyapamu
22 NovemberÂ
Setahun yang lalu
Bibir tersungging
Batin meringis
Kala sapaku membentur angin
22 November
Setahun yang lalu
Menanti jawabmu
Bagai layang-layang putus talinya
Niatnya akan saya posting bertepatan dengan tanggal 22 November. Ternyata salah tanggal. Tapi tak apalah. Setidaknya sudah berani menulis puisi lagi. Dan itu semua berkat Jokpin dan RTC. Terima kasih Pak Jokpin. Terima kasih RTC. Terima kasih Kompasiana. (EP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI