Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(RTC) Nakes, Sahabatku Pahlawanku

10 November 2021   22:43 Diperbarui: 10 November 2021   22:51 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan nakes saat bertugas di pulau (dokpri)

Jika dikatakan bahwa pahlawan hanyalah mereka yang gugur di medan perang. Maka salah besar anggapan semacam itu. Sebab negara kita kini sudah merdeka. Sudah tidak ada lagi pertempuran di medan perang.  

Kalau masih memiliki anggapan semacam itu, maka tak akan ada lagi pahlawan-pahlawan lainnya yang bermunculan. Selesai. Kemerdekaan sudah dicapai. Perang satu hal yang dijauhi dan dibenci.

Pahlawan adalah mereka yang memiliki peran dan pengaruh bagi kesuksesan atau hidup seseorang. Yang rela berkorban dan memperjuangkan segala sesuatu dengan ikhlas.

Sosok semacam itu ada di tengah-tengah kita. Dengan atau tanpa kita sadari. Yang jelas dan nyata sekali adalah orang tua kita. Sosok lainnya tergantung pengalaman masing-masing.

Bagiku sendiri, sosok pahlawan yang belum lama kujumpai adalah seorang tenaga kesehatan yang sedang ditempatkan di sebuah pulau. Pulau yang masih sulit dijangkau oleh sinyal dan masih banyak hutannya.

Suatu hari aku dan dua orang lainnya mengunjungi pulau tersebut untuk sebuah misi sosial. Berbagi dengan anak-anak pulau. Tempat yang kami tuju adalah puskesmas tempat para tenaga kesehatan bermukim dan bertugas. Mereka pula yang akan menjadi perantara kami.

Aku dan dua orang lainnya menyewa penginapan di sana. Meski pulau tersebut masih sulit akses ke sana sininya. Susah sinyal. Namun potensi wisata pantai pulau tersebut luar biasa sekali besarnya. Karena memang masih asri dan sangat indah. 

Tentu kami tak melewatkan kesempatan di sana untuk menikmati keindahan pantainya juga. 

"Kapan lagi? Mumpung di sana."

Didampingi oleh salah satu nakes. Kami eksplore pantai-pantai dan tempat indah di sana. Total tiga hari dua malam kami menginap di pulau. 

Awalnya semua baik-baik saja. Begitu akan check out dari penginapan barulah terjadi "drama." Akibat miss komunikasi antara kami. Kami pun belum bisa meninggalkan penginapan dikarenakan dananya kurang. 

Penginapan hanya bisa menerima pembayaran tunai. Sementara uang tunai kami tak cukup. Hanya ada satu bank pemerintah di sana untuk pengambilan uang tunai. Kebetulan aku punya rekening di bank pemerintah tersebut. Jadi merasa amanlah.

Ternyata begitu didatangi, banknya tutup. Padahal biasanya buka menurut warga setempat. Rupanya ada urusan penting sehingga petugasnya harus pergi ke kota. Sementara untuk menuju ke kota jadwal kapal penyebrangannya telah ditentukan. Ada jadwal khusus. Tidak bisa sewaktu-waktu.

Jadi tidak bisa setiap hari. Apalagi setiap saat. Sementara esok hari kami harus kembali ke Jakarta. Artinya hari itu juga mesti menyelesaikan pembayaran.

Bingung dan pusing rasanya memikirkan hal tersebut. Dua orang lainnya sudah menyerah. Bayangkan, di pulau yang masih susah sinyal dan  jauh darimana-mana jelas tak berkutik. Tak tahu mesti bagaimana?

Jalan keluarnya hanya satu. Meminta bantuan nakes yang mendampingi kami kemana-mana. Sesungguhnya aku malu hati. Karena baru pertama bertemu dan berkenalan. Masa ingin meminjam uang. 

Rasanya mustahil. Apa dia mau percaya? Jumlah yang dipinjam tidak  sedikit  pula. Sedangkan kami akan kembali ke Jakarta esok harinya.

Setelah maju mundur akhirnya kuberanikan diri mengungkapkan niatku.

"Begitu Kak ceritanya. Bisa minta tolong kan ya?"

Tanpa banyak kata, nakes yang kupanggil kakak tersebut memberikan sejumlah uang yang kubutuhkan. Senang, malu dan kaget berbaur menjadi satu rasa yang tak ku bisa kugambarkan namannya.

"Terima kasih ya, Kak. Begitu tiba di kota akan segera kutransfer."

Aku merasa plong dan lega begitu masalah ini terselesaikan.  Tanpa nakes tersebut entah bagaimana nasib kami di pulau tersebut. 

Uluran tangan kak nakes kepadaku bak dewa penolong yang diturunkan dari langit. Dia yang bekerja dan berjuang demi anak-anak pulau. Merupakan sosok pahlawan bagi masyarakat di pulau tersebut. 

Bantuan yang dia berikan padaku meski baru pertama bertemu. Menjadikan dia pahlawan dan inspirasi hidupku. Semoga Tuhan membalas segala budi baik dan ketulusanmu. Nakes, sahabatku pahlawan ku.

Note:

"Orang yang mau meminjamimu uang, adalah pahlawanmu. Hargai dia."

(EP)

Karya ini diikutsertakan dalam rangka mengikuti Event Rumah Pena Inspirasi Sahabat untuk memperingati Hari Pahlawan 2021.

Dokumen Rumah Pena Inspirasi Sahabat
Dokumen Rumah Pena Inspirasi Sahabat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun