Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Tips Aman dan Nyaman Berkendara Jauh Meski Seorang Diri

6 November 2021   09:16 Diperbarui: 6 November 2021   19:56 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat memasuki wilayah Wonosobo (dokpri)

Hampir setiap hari selalu ada saja berita tentang kecelakaan di jalan. Baik itu pengendara mobil atau motor. Melihat mereka yang meregang nyawa di jalan, hati ini terasa ngilu dan pilu. Sebab menjadi bagian dari pengguna jalan aktif.

Berkendara di jalan apalagi jarak jauh dengan kondisi jalan yang tak bisa diduga, seperti siap-siap menyetor nyawa. Kalau tidak menyenggol ya disenggol kendaraan lain. Begitu hukum rimba di jalan. Meski banyak juga kecelakaan tunggal akibat kelalaian pengemudi.

Sebagai pengendara aktif, dalam hal ini saya menggunakan sepeda motor untuk beraktivitas jarak jauh. Sekali waktu tentu pernah merasakan kerasnya aspal jalanan alias jatuh. Akibat tersenggol angkot yang seenaknya.

Saya sempat tidak bisa berjalan selama beberapa hari. Kapok? Tentu tidak. Karena kebutuhan. Tempat kerja jauh, di Jabodetabek yang tingkat kemacetannya parah. Kalau tidak membawa motor sendiri kapan sampainya?

Berkaca dari pengalaman tersenggol angkot, saya pun sangat berhati-hati sekali dalam melihat sekitar saat berkendara. Mulai dari kondisi jalanannya, mobil di sekitar kita dan lain-lain. Pokoknya hati-hati sekali. Sebab tak enak sekali tersenggol angkot tuh. Lebih enak tersenggol cinta.

Nah, hal tersebut saya terapkan saat melakukan perjalanan jarak jauh. Seorang diri pula. Jadi suatu ketika saya pernah melakukan solo riding dari Tangerang ke Surabaya. Alhamdulillah tidak mengalami kendala sama sekali. Aman dan nyaman saja selama berkendara. Tidak merasakan capek. 

Kok bisa? Pakai doping ya? Enggaklah. Yang namanya doping saja tidak tahu macam mana bentuknya. Saya hanya melakukan semua dengan hati-hati dan sesuai kata hati. 

Berikut ini tips aman dan nyaman berkendara jauh seorang diri berdasarkan pengalaman pribadi:

1 . Mengecek dan memastikan kondisi kendaraan sebelum pergi.

Ini penting sekali. Kendaraan apapun yang digunakan harus tahu kondisinya. Agar bisa memperkirakan segala sesuatunya. 

2 . Memastikan kondisi fisik diri

Selain kondisi fisik kendaraan. Kondisi fisik pengendara juga harus diperhatikan. Kalau dirasa kurang fit atau merasa ada yang tidak enak di badan. Tunda dulu keberangkatannya sampai benar-benar fit. Melakukan perjalanan jauh harus dalam kondisi sehat dan bahagia. Agar perjalanannya menyenangkan.

3 . Mempersiapkan perbekalan yang cukup

Saat memasuki wilayah Wonosobo (dokpri)
Saat memasuki wilayah Wonosobo (dokpri)

Buat apa? Kan nanti bisa mampir mencari warung di jalan. Eh, jangan menyepelekan perbekalan. Sebab perbekalan adalah "bensinnya" si pengendara. Jika ingin kondisi tubuh fit terus. Harus rajin diisi. Jangan menunggu lapar. Jangan menunggu haus. Harus setiap saat. Untuk itu perbekalan tidak boleh dilupakan. 

4 . Konsumsi air dan buah yang cukup

Walaupun dalam perjalanan. Makan buah jangan dilewatkan. Justru baik untuk tubuh. Tidak membuat ngantuk. Justru menjadikan tubuh segar.

5 . Jangan menunggu lelah baru berhenti

Kebanyakan orang melakukan istirahat ketika merasakan lelah atau mengantuk. Kalau saya sekian jam perjalanan harus menghentikan kendaraan. Walaupun tidak merasa lelah. Makan buah, minum dan update status. Jadi bisa berhenti dimana saja. SPBU atau di tepi jalan. Toh, perbekalan banyak. Setelahnya tubuh kembali fresh. Kendaraan juga sudah beristirahat. Kita bisa kembali berkendara untuk melanjutkan perjalanan dalam kondisi senang.

6 . Tidak melakukan perjalanan malam hari

Malam hari itu kan waktunya tubuh untuk beristirahat. Jadi saya upayakan sebelum jam 8 malam sudah menemukan tempat menginap. Seandainya tidak mendapatkan tempat menginap. Maka di SPBU pun jadi. Walaupun tidak bisa tidur nyenyak. Setidaknya bisa istirahat meluruskan punggung sambil menunggu pagi.

7 . Lanjutkan perjalanan dalam suasana masih segar (pagi-pagi) dan jangan lupa sarapan.

Saat beristirahat di daerah Wonosobo (dokpri)
Saat beristirahat di daerah Wonosobo (dokpri)

Ketika akan kembali melanjutkan perjalanan. Usahakan dalam kondisi segar atau fresh semua-muanya. Ya tubuh kita juga kondisi sekitar. Sehingga  penuh semangat lagi dalam melakukan perjalanan.

8 . Buang kata "tanggung"

Tanggung atau sedikit lagi kata yang bisa menjadi bumerang. Ketika merasakan kantuk, haus atau ingin buang air kecil. Kita kerap menundanya hanya karena ingin menemukan tempat yang sesuai kata hati dengan dalih tanggung deh. Dikit lagi ada tempat yang enak. Kita tidak tahu apa yang terjadi saat menuju tempat yang kita inginkan. Bisa saja terjadi ban kempis, motor mogok atau kemacetan yang tak terduga. Jika demikian maka terjadi masalah ganda. Situasi yang tidak mengenakkan dan kondisi tubuh yang juga kurang enak. Hal tersebut bisa merusak mood perjalanan.

9 . Jangan menerima panggilan saat berkendara

Hal sepele yang kerap diabaikan. Padahal bisa merusak konsentrasi. Jika ada panggilan dan ingin tahu dari siapa. Segera menepi dan hentikan kendaraan. Barulah cek ponsel dan jawab panggilan serta pesan masuk.

10. Jangan lupa perbanyak doa dan zikir selama perjalanan.

Ini hal penting  yang tidak boleh diabaikan. Apalagi saat melakukan perjalanan seorang diri. Dengan demikian akan diberikan kemudahan dan kelancaran selama perjalanan. Kalaupun ada apa-apa bisa segera mendapatkan pertolongan atas ijin-NYA.

11 . Pelan-pelan asal selamat

Prinsip yang tidak semua orang setujui. Tapi begitulah seharusnya. Jika ingin aman dan nyaman selama perjalanan. Jangan ngoyo dan ingin cepat-cepat sampai. Tinggal bagaimana kita mengatur waktunya saja. Agar waktunya tidak terlalu mepet.

Tips di atas terbukti bisa menghantarkan saya melakukan perjalanan solo riding Tangerang-Surabaya dengan aman, lancar, selamat dan barokah.

Walaupun setelah 6 hari saya baru sampai di Surabaya. Lama sekali? Begitu ujar teman-teman. Iya, karena memang saya santai saja berkendaranya. Tidak ngoyo. Ini sudah diselingi dengan selfie sana-sini. Mampir sana sini. 

Oleh karena itu ketika tiba di Jawa Timur saya tidak merasa lelah atau capek sedikit pun. Biasa saja seperti habis motoran dari rumah kawan. Padahal dari Tangerang. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun