Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tetap Eksis dan Berkibar "33 Tahun" Balada Si Roy

9 Maret 2021   21:22 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:42 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Balada Si Roy karya Gola Gong (8 Maret 1988)

Saya mengenal serial Balada Si Roy dari sebuah majalah remaja pria zaman itu. Tanpa sengaja dan tanpa perencanaan. Artinya mengalir begitu saja mengikuti kata hati. Hati saya menyukai segala sesuatu yang berbau petualangan. Maka hal itulah yang saya cari.

Saat itu saya sedang berada di rumah kawan sekelas. Kami akan berangkat bareng untuk mengikuti eskul bola voli di sekolah. Sambil menunggu si kawan mempersiapkan segala sesuatunya, saya mengambil majalah yang ada di kolong meja. Ada beberapa majalah sebenarnya tapi saya memilih majalah HAI. 

Karena saya menyukai kegiatan yang sportif dan berbau alam. Pakaian pun sukanya yang casual dan sportif. Makanya saya memilih majalah HAI. Pasti informasi kegiatan dan pakaiannya sesuai yang saya cari. Benar saja. Namanya juga majalah remaja pria. Cerita bersambungnya juga laki banget. Balada Si Roy itu. 

"Elo langganan majalah HAI ya?" tanya saya pada si kawan.

"Enggak. Punya abang gue. Dia yang langganan."

"Boleh pinjem gak? Ada cerita yang bagus. Tapi bersambung. Gue mesti nunggu nomor berikutnya toh."

"Ya ntar gue bilangin abang gue,' sahut si kawan. 

Sejak itu jika tidak saya yang ke rumah si kawan maka si kawan yang membawakan majalah tersebut untuk saya. Saya pun membaca serial Balada Si Roy sampai tamat.

Ketika kemudian Balada Si Roy dijadikan novel dengan jumlah 10 seri, saya tak melewatkan satu seri pun. Walaupun saya sudah pernah membaca ceritanya. Karena menurut saya ceritanya bagus dan gue banget. Maka wajib hukumnya untuk memiliki buku tersebut. 

Ternyata setelah bertemu dengan pembaca Balada Si Roy lainnya. Rata-rata memang mengatakan kalau cerita Balada Si Roy tuh kita banget. Artinya memang mewakili jiwa dan gejolak remaja pada umumnya. Tidak suka dikekang. Tidak suka dengan sesuatu yang monoton. Senang mencoba hal-hal baru. Namun rasa solidaritasnya tinggi.

Membaca Balada Si Roy kala itu seolah menemukan "teman." Menemukan cara untuk keluar dari zona nyaman dan menjadi diri sendiri. Menyulut semangat diri untuk melakukan petualangan. Kalau disebut novel inspiratif bisa juga. Karena menginspirasi kita untuk melakukan hal-hal "gila" yang positif.

Nah, loh. Bingung ya? Mesti membaca novelnya baru paham. Saya sih banyak mendapatkan hal-hal positif dari cerita Balada Si Roy. Saya jadi berani bertualang sendiri. Saya jadi tahu bagaimana rasanya tidur di terminal, di kantor polisi dan di masjid. Buat saya hal-hal tersebut merupakan pengalaman luar biasa yang tidak diajarkan di mana pun. 

Intinya cerita Balada Si Roy itu seperti nyata. Lekat dengan keseharian kita yang disebut anak muda. Tidak mudah membuat cerita seperti itu. Nyatanya memang demikian. Mas Gong sebagai penulis novel Balasan Si Roy mengatakan butuh riset bertahun-tahun. 

Saya tak menyesal menjadi salah satu pembaca Balada Si Roy. Walau saat itu sempat disebut nyleneh oleh teman-teman. 

"Cewek kok bacaannya Balada Si Roy."

Kini teman-teman yang justru berguru kepada Mas Gong. Mereka baru sadar bahwa Balada Si Roy termasuk novel legend. Sampai sekarang bukunya masih dicetak ulang lagi. Bahkan sudah masuk layar lebar. Tinggal menunggu waktu tayangnya saja.

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Sebuah buku dengan rentang usia yang panjang namun masih eksis diperbincangkan sungguh luar biasa bukan? Itulah novel Balada Si Roy.(EP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun