Jika kebanyakan orang memanfaatkan kain perca untuk membuat celemek, cempal, tutup galon atau tutup kulkas dan lain-lain. Maka tidak demikian dengan saya. Saya ingin sesuatu yang beda. Yaitu membuat bros, ikat rambut dan alas unik. Fokusnya sih lebih ke alas unik.
Kenapa memilih kreasi tersebut? Pertama karena mudah. Kedua santai pengerjaannya. Ketiga bisa dikerjakan di mana-mana. Dan yang keempat, yang saya rasa paling penting. Yaitu tak memerlukan mesin jahit.
Kok bisa? Sebab semua itu saya kerjakan secara manual dengan cara dijahit menggunakan tangan saja. Praktis bukan? Iya. Sebab saya mengerjakannya pun untuk mengisi waktu luang. Selama di rumah saja banyak waktu luang. Jadilah terpikir untuk menyalurkan hobi yang selama ini jarang tersentuh. Â
Tapi hanya untuk dikenakan sendiri atau diberikan kepada adik dan keponakan. Sungguh tak terpikirkan untuk menjualnya. Saya merasa masih cukuplah pitih yang didapat dari job yang datang. Jadi memang benar-benar untuk iseng saja membuar kreasi kain perca tersebut daripada bengong.Â
Proses dari hobi menjadi pitihÂ
Fokus saya adalah membuat alas unik. Karena menurut saya selain unik juga menarik. Bisa digunakan untuk alas vas bunga atau alas mangkuk panas
.ÂBerhubung ada beberapa buah, akhirnya saya coba tawarkan ke teman-teman. Barangkali tertarik. Terjual 10 buah saja, lumayan untuk membantu saudara yang kesusahan. Ternyata benar, terjual semua. Pembelinya ada yang dari Bandung dan Yogyakarta.Â
Karena niat awalnya ingin membantu saudara, maka saya berikan uang tersebut untuk modal usahanya. Alhamdulillah usahanya yang walau kecil-kecilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â
Apakah setelah itu saya berhenti berkreasi? Tidak. Sebab memang hobi. Selain itu sayang melihat pakaian batik yang tak terpakai digunakan untuk kain lap. Oleh karenanya saya gunting dan ambil kain yang masih bagus. Lalu mulai diutak-atik.Â
Lumayan bisa menjadi barang bagus dan bermanfaat. Ditambah ada kawan yang meminta barang tersebut untuk dijual kembali. Jadi usaha si kawan ini berjualan macam-macam.Â
"Gue mau deh beberapa buah alas uniknya. Tapi bukan buat gue sendiri. Mau gue tawarin ke temen-temen lagi."