Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Monumen Palagan Lengkong, Tempat Bersejarah yang Tak Terjamah

13 November 2019   16:25 Diperbarui: 13 November 2019   22:34 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya melihat tulisan Taman Daan Mogot. Saya urung mengeluarkan ponsel. Dengan cepat saya angkat sepeda ini mendekati tempat tersebut. Lalu saya melihat sebuah rumah dengan papan keterangan di depannya. Cagar Budaya Monumen Palagan Lengkong.

Tempat yang saya cari (DOKPRI)
Tempat yang saya cari (DOKPRI)

"Wah, ini dia tempatnya," kata hati saya merasa girang.

Jadi ini yang disebut rumah Lengkong. Ini yang dulunya bagian dari hutan Lengkong. Tempat pertempuran antara tentara Indonesia TKR dengan tentara Jepang. Yang menewaskan Mayor Elias Daniel Mogot atau dikenal dengan nama Daan Mogot. Beserta 36 tentara lainnya termasuk dua di antaranya putra pendiri Bank BNI dan paman dari Prabowo Subianto.

Sumur yang ditutup di bagian belakang rumah Lengkong (DOKPRI)
Sumur yang ditutup di bagian belakang rumah Lengkong (DOKPRI)

Saya mengamati rumah tersebut. Dari depan terlihat kokoh. Tetapi dari samping dan belakang terlihat kotor dan rapuh. Di belakang ada sebuah sumur tua yang ditutup dengan sedikit lubang di atasnya. Rumah saksi sejarah yang tak terawat. 

Saya mencari-cari letak monumennya. Sebab tak terlihat dari arah depan. Begitu melihat sebuah bendera berkibar segera saya hampiri tempat itu. Barulah terlihat sebuah pelataran cukup luas. Dengan sebuah monumen bertuliskan sejarah pertempuran Lengkong beserta nama-nama perwira yang gugur dalam pertempuran tersebut.

Monumen Palagan Lengkong dari dekat (DOKPRI)
Monumen Palagan Lengkong dari dekat (DOKPRI)

Monumen tersebut menghadap ke arah dalam. Jelas saja tak terlihat dari luar. Hanya gundukan tanah yang saya pikir dan mungkin orang lain pun berpikiran sama. Tanah gundukan bagian dari wilayah padang golf. 

Suasana begitu sepi. Hanya petugas kebersihan yang terlihat sedang serius menyapu jalanan. Kemudian duduk beristirahat di tepi jalan. 

Saya segera mengabadikan setiap sudut tempat tersebut. Tak lupa untuk swafoto sebagai kenang-kenangan. Kalau saya sudah gowes sampai ke sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun