Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Perceraian "Couple Goals", Berumah Tangga Tak Cukup Bermodal Cinta

2 Juli 2019   11:30 Diperbarui: 2 Juli 2019   16:10 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image foto by wow.tribunnews.com

"Kalau sudah sama-sama cocok. Sudah saling cinta. Sudah sama-sama memiliki penghasilan. Mau nunggu apalagi? Segera saja menikah."

Begitu sebagian nasihat yang sering kita dengar. Tidak salah. Tetapi tidak selalu benar juga dalam prakteknya. Sebab berumah tangga bukan hanya hubungan sesaat. Melainkan seumur hidup. 

Logikanya memang seperti itu. Jatuh cinta dengan seseorang dan bersambut, tentu inginnya berlanjut ke pelaminan. Menjadikan si dia pasangan hidup selamanya. 

Cinta memang bisa menghantarkan kita ke altar pernikahan. Namun bukan jaminan  bisa menjadi  dayung untuk mengarungi biduk rumah tangga sampai  finish. 

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perceraian yang terjadi. Padahal pasangan tersebut bukan dijodohkan. Melainkan pilihannya sendiri. Orang yang saling mencintai. Dan pasangan yang nyaris sempurna. Sama-sama "good looking" mapan dan terpelajar. Kurang apa coba?

Contoh jelasnya bisa kita lihat dari pasangan-pasangan selebritas. Baik dari dalam negeri  maupun luar negeri. Yang masih hangat yaitu kasus perceraian Song Hye Kyo dan Song Joong Ki. Bintang Korea yang dijuluki Song Song Couple oleh para penggemarnya.

Kurang apa coba? Sama-sama cakep. Sama-sama terkenal. Sama-sama banyak uang. Secara bintang top. Dan tentunya sama-sama saling mencintai. Para fansnya pun sama-sama senang. Pendek kata sempurnalah. 

Ternyata cinta, rupa, harta dan popularitas hanya bisa membawa mereka ke altar pernikahan. Namun tak mampu menjadi dayung bagi mereka dalam mengarungi bahtera rumah tangga hingga akhir hayat. 

Hanya satu setengah tahun mereka bertahan hidup bersama dalam sebuah ikatan pernikahan. Setelahnya mereka memilih untuk bercerai. Apa yang kurang coba dari pasangan ini? Dan apalagi yang mau mereka cari? Rasanya semua yang didamba oleh setiap orang ada pada mereka.

Berdasarkan pengalaman orang-orang yang hubungan pernikahannya berumur panjang. Bahkan hingga nini-nini dan aki-aki. Cinta bukan syarat mutlak untuk bisa langgeng dalam membina kehidupan berumah tangga. Niat, itu yang utama. 

Niat menikah itu untuk apa? Ini yang harus dicamkan terlebih dulu. Jika sudah benar-benar paham akan niat tersebut. Maka dalam perjalanannya harus ada rasa saling menghormati, menghargai, menjaga, melindungi, dan mengalah.

Jika lima pilar tersebut sudah dicanangkan. Niscaya bisa menumbuhkan benih-benih cinta. Perasaan sayang dan saling  mengasihi. Jika mereka yang awalnya menikah tanpa ada perasaan cinta. Dijodohkan misalnya. Maka dengan mencanangkan lima pilar tersebut niscaya perasaan cinta bisa tumbuh. 

Tak heran jika orang tua jaman dulu yang menikahnya dijodohkan. Tak saling kenal sebelumnya. Boro-boro suka. Apalagi cinta. Tahu orangnya juga tidak.  Justru pernikahannya langgeng.   

Sebaliknya, jika lima pilar tadi tak ada dalam hubungan pernikahan. Mereka yang awalnya menikah karena saling mencintai bisa berbalik menjadi saling membenci. Sebab perasaan cintanya lenyap tersapu oleh sikap tak menghormati satu sama lain. Tak menghargai pasangan. Tidak saling menjaga harga diri pasangan. Boro-boro melindungi. Masing-masing tak ada yang mau mengalah.

Kondisi seperti ini yang akhirnya cepat atau lambat membawa sebuah hubungan ke jurang perceraian. Sudah tak ada cinta lagi. Apa yang diharapkan. Biar pun kata orang si dia cantik bak bidadari. Atau tampan seperti pangeran. Jika sudah tak ada rasa, yang ada muak setiap kali melihat tampangnya.

Kalau dulu sedang cinta-cintanya ingin lekas-lekas mengurus pernikahan. Maka setelah tak ada lagi rasa itu inginnya lekas-lekas mengurus perceraian. Begitulah rumah tangga. Tak seindah drama Korea. Kalau hanya mengandalkan cinta saja sih tak semua pasangan sanggup. Pernah mendengar perkataan ini, "Makan tuh cinta?" Duh, jangan sampai mengalami seperti itu ya?. (EP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun