Niat menikah itu untuk apa? Ini yang harus dicamkan terlebih dulu. Jika sudah benar-benar paham akan niat tersebut. Maka dalam perjalanannya harus ada rasa saling menghormati, menghargai, menjaga, melindungi, dan mengalah.
Jika lima pilar tersebut sudah dicanangkan. Niscaya bisa menumbuhkan benih-benih cinta. Perasaan sayang dan saling  mengasihi. Jika mereka yang awalnya menikah tanpa ada perasaan cinta. Dijodohkan misalnya. Maka dengan mencanangkan lima pilar tersebut niscaya perasaan cinta bisa tumbuh.Â
Tak heran jika orang tua jaman dulu yang menikahnya dijodohkan. Tak saling kenal sebelumnya. Boro-boro suka. Apalagi cinta. Tahu orangnya juga tidak. Â Justru pernikahannya langgeng. Â Â
Sebaliknya, jika lima pilar tadi tak ada dalam hubungan pernikahan. Mereka yang awalnya menikah karena saling mencintai bisa berbalik menjadi saling membenci. Sebab perasaan cintanya lenyap tersapu oleh sikap tak menghormati satu sama lain. Tak menghargai pasangan. Tidak saling menjaga harga diri pasangan. Boro-boro melindungi. Masing-masing tak ada yang mau mengalah.
Kondisi seperti ini yang akhirnya cepat atau lambat membawa sebuah hubungan ke jurang perceraian. Sudah tak ada cinta lagi. Apa yang diharapkan. Biar pun kata orang si dia cantik bak bidadari. Atau tampan seperti pangeran. Jika sudah tak ada rasa, yang ada muak setiap kali melihat tampangnya.
Kalau dulu sedang cinta-cintanya ingin lekas-lekas mengurus pernikahan. Maka setelah tak ada lagi rasa itu inginnya lekas-lekas mengurus perceraian. Begitulah rumah tangga. Tak seindah drama Korea. Kalau hanya mengandalkan cinta saja sih tak semua pasangan sanggup. Pernah mendengar perkataan ini, "Makan tuh cinta?" Duh, jangan sampai mengalami seperti itu ya?. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H