KANKER. Salah satu jenis penyakit yang masih menjadi momok di kalangan masyarakat. Apapun jenis penyakitnya ketika di depan penyakit tersebut ada kata kanker, maka bisa membuat shock orang yang mendengarnya.
Selama ini jenis kanker yang dikenal masyarakat luas lebih terfokus pada kaum perempuan. Seperti kanker payudara, kanker leher rahim dan lain-lain. Padahal kaum laki-laki ternyata rentan juga terhadap penyakit kanker. Utamanya kanker prostat.Â
Menurut data yang didapat pada tahun 2002, Indonesia menduduki peringkat ketiga dunia terbanyak penderita kanker prostatnya. Kenapa hal ini bisa terjadi? Sebab masyarakat Indonesia tingkat kepeduliannya masih rendah terhadap kesehatan diri. Masih takut melakukan pemeriksaan dini ketika terjadi masalah pada tubuhnya. Baru mau ke dokter ketika kondisi sudah parah. Padahal bisa jadi tanda-tanda terpapar penyakit serius sudah ada sejak lama.
Untuk itu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta menggelar seminar mengenai kanker prostat bertajuk "Pentingnya Deteksi Dini."Bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 1, RSCM Kencana, acara ini diikuti oleh puluhan peserta dari Jabodetabek.
Selaku pembicara dalam seminar ini adalah dr. Agus Rizal AH Hamid,SpU, PhD. Dokter spesialis bedah di RSCM. Ia mengatakan bahwa penderita kanker tidak bisa dikatakan seratus persen sembuh. Tetapi bisa diupayakan untuk bisa bertahan hidup hingga 10 tahun ke depan. Terlepas dari takdir kehidupan setiap manusia. "Jadi kalau bicara kanker, tidak bisa bicara sembuh, " ujar dokter Rizal.
Lalu bagaimana cara mengetahui faktor risiko kanker prostat? Tentu saja melalui pemeriksaan dini dengan memperhatikan faktor risiko berikut:
* Usia
* Ras/Etnik
* Riwayat keluarga
* Perubahan gen
* Sindrom metabolik: diabetes, kolestrol, obesitas
* Diet
* Kebiasaan merokok
* Paparan zat kimia
* Inflamasi pada prostat
Colok Dubur vs PSA
Colok dubur dan PSA, keduanya merupakan cara untuk mendeteksi kanker prostat. Jika pada colok dubur dokter melakukan pemeriksaan melalui dubur dengan menggunakan alat tertentu. Maka pada PSA melalui pemeriksaan darah dan tahapan lain.Â
Sedangkan PSA adalah Pemeriksaan Antigen Spesifik Prostat. Alat utama skrining prostat. Sensitivitas yang didapat 21% sedangkan spesifikasi 91%. Dapat diketahui juga nilai PSA kita. Jika terjadi peningkatan PSA maka kemungkinan besar terjebak kanker prostat. Adapun PSA yang normalnya adalah kurang dari 4 ng/ml.
Apakah hanya laki-laki dengan usia di atas 50 tahun yang rentan terhadap kanker prostat? Ya. Tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga terhadap orang yang usianya di bawah 50 tahun. Karena kanker prostat ini ternyata menurun. Utamanya keluarga yang sedarah.Â
Jika kakek kita ada yang terkena kanker prostat maka kemungkinan besar anak lelakinya memiliki bakat yang sama. Apalagi jika pola hidup si anak tersebut tidak sehat.Â
prostate Center RSCM Kencana
Cara Menjaga Agar Jangan Sampai Terkena Kanker Prostat
* Jaga pola hidup sehat
Sehat di sini tak hanya masalah lahir tetapi juga batin. Karena keduanya saling mempengaruhi. Bagi yang sudah berkeluarga menjaga hubungan intim dengan pasangan perlu diperhatikan. Terutama bagi mereka yang masih berusia produktif. Sebab hubungan intim yang terjaga baik dan teratur bisa menyehatkan diri. Normalnya 2-3 kali sehari dalam seminggu. Tetapi tergantung situasi dan kondisi.
* Jaga pola makanÂ
Dengan pola makan yang baik maka bisa terhindar dari obesitas. Konsumsi buah dan sayur yang mengandung antioksidan. Salah satunya buah tomat. Jangan mengkonsumsi vitamin E secara berlebih.
* Jaga diri dari polusi
* Olahraga teratur
Intinya lebih baik mencegah daripada mengobati. So, pilihan ada pada diri masing-masing. Ingin sehat? Jaga pola hidup sehat. (EP)
Artikel ini diulas juga dalam http://catatandenik13.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H