"Bapak ilustrasi Indonesia?"
"Who is He?"
Mendengar sebutan Bapak Ilustrasi Indonesia mungkin sebagian besar dari kita ada yang mengerutkan kening alias bingung. Ada juga sebagian yang langsung paham.
"Oh, itu. Yes, I know."
![deviantart.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/01/20180731-181301-jpg-5b60eb9fab12ae7a730cc615.jpg?t=o&v=770)
Ya, beliau adalah Wedha Abdul Rasyid. Seniman grafis Indonesia yang menciptakan aliran WPAP. Aliran seni moderen yang telah dipatenkan milik Indonesia. Karya putra Indonesia. WPAP sendiri kepanjangan dari Wedha's Pop Art Potrait. Seni menggabungkan ragam warna yang harmonis sehingga membentuk tokoh yang digambar.
Pria kelahiran Pekalongan, 10 Maret 1951 ini sejak tahun 1970-an sudah menekuni dunia ilustrasi. Sebagai seorang ilustrator namanya semakin berkibar ketika tahun 1977, saat bergabung dengan majalah Hai, ia membuat ilustrasi untuk cover buku Arswendo Atmowiloto, Hilman Hadiwijaya dengan Lupus-nya, Gol A Gong dengan Balada  Si Roy dan lain-lain. Juga membuat potret beberapa tokoh dan seniman yang diwawancarai oleh majalah tersebut.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/01/20180801-053752-jpg-5b60ebc9ab12ae4aa73a80d3.jpg?t=o&v=770)
Era digital sekarang ini memudahkan kita terhubung dengan siapa pun. Dibelahan bumi manapun. Setelah mencari tahu tentang beliau dan berhasil membuat janji. Akhirnya pada Sabtu, 28 Juli 2018 saya berkesempatan menjumpai beliau dikediamannya.Â
Sore yang telah disepakati, saya dengan mengendarai sepeda meluncur menuju ke kediaman beliau dibilangan Jakarta Barat. Sementara saya sendiri tinggal di daerah Tangerang. Perjalanan yang cukup menguras tenaga dan keringat. Tapi terbayar dengan perasaan happy ketika berhasil menjumpai beliau.
Dengan ramah saya disambut sendiri oleh Pak Wedha dan istri. Setelah memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud kedatangan saya. Beliau sangat antusias bercerita dan menjawab beberapa pertanyaan yang saya lontarkan. Salah satunya tentang kisah cinta beliau dengan istri yang tercetus begitu saja dalam perbincangan seru sore itu.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/01/20180801-053742-jpg-5b60ef6fcaf7db330f3e6142.jpg?t=o&v=770)
Tak terasa satu jam sudah kunjungan saya ini. Mengingat perjalanan saya masih jauh dan beliau juga tentu ada acara lain, mengingat itu adalah akhir pekan. Maka saya sudahi kunjungan ini dengan sama-sama berharap suatu saat bisa bertemu lagi dalam suasana yang lebih santai.Â
Satu hal yang beliau beliau tekankan sebelum kami berpisah. "Bersyukurlah orang-orang seperti kita ini, yang ditakdirkan menjadi seniman atau penulis. Karena kita sudah kaya dari apa yang kita kerjakan, bukan dari apa yang kita dapatkan."
Yes, Master. Saya sependapat. Dan thanks God karena telah memberi saya kesempatan untuk bisa bertemu dengan orang-orang hebat, yang dari perbincangannya banyak hal yang didapat. (EP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI