Film merupakan salah satu media yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada masyarakat. Secara audio visual tentunya. Oleh karenanya antara gambar, cerita dan para pemainnya haruslah saling mendukung. Sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa ditangkap dan dicerna dengan baik.
Salah satu film nasional yang sarat pesan moral baru saja dirilis pada 12 Juli 2018 yang lalu. Film drama bernuansa komedi tersebut berjudul Rocker Balik Kampung. Besutan sutradara Uli Rahman yang juga bertindak sebagai penulis cerita, bersama Getar Jagatraya. Saya berkesempatan menonton film ini bersama dengan teman-teman Sahabat Budaya Indonesia.
Secara ide dan latar, film ini sangatlah menarik. Menghadirkan cerita yang tak biasa. Dengan latar alam pedesaan yang belum banyak terekspos alias tidak mainstream. Didukung dengan akting para pemainnya yang begitu natural. Ada Winki Wiryawan, Maryam Supraba, Iang Darmawan, Bisma Karisma, dan Budi Dalto.
Dibuka dengan suasana kediaman seorang rocker di daerah Bandung. Film ini berkisah tentang seorang pemuda bernama Joe Santani (Winki Wiryawan) yang seorang rocker dari grup band ternama. Anak dari almarhum kepala adat di sebuah kampung.Â
Musik rock yang ia mainkan dan gandrungi saat di kampung, membuatnya terusir dari kampung tersebut. Karena dianggap menyalahi aturan adat. Apalagi dengan penampilannya yang bak seorang rocker.
Terusir dari kampung tak membuatnya terpuruk. Ia buktikan bahwa pilihannya tak salah. Ia berhasil menjadi seorang rocker hebat sekaligus lulus sebagai seorang sarjana teknik. Pada suatu ketika kondisinya di dalam band sedang labil.Â
Sehingga mempengaruhi performanya sebagai seorang vokalis. Teman-teman menyarankan agar ia refreshing dulu kemana gitu. Pucuk di cinta ulam pun tiba. Mang Ujang (Iang Darmawan) abdi dalem di kampungnya datang. Ia meminta Joe untuk secepatnya balik ke kampung atas perintah kepala adat.
Dalam kondisi seperti itu Joe akhirnya mau kembali ke kampung untuk refreshing. Ia disambut oleh kepala adat, Abah Rahman dengan suka cita. Joe juga bertemu kembali dengan Andini (Maryam Supraba) perempuannya saat di kampung dulu. Yang ternyata telah memiliki anak lelaki bernama Gani (Bisma Kharisma). Ia juga diajak mengunjungi makam almarhum orang tuanya oleh Abah Rahman.Â
Di sana Abah Rahman sekaligus memberikan amanat dari almarhum ayah Joe yang telah lama disimpannya. Amanat yang berisi pesan bagi Joe untuk melanjutkan tapuk kepimpinan di sana. Artinya ia diharapkan menjadi kepala adat menggantikan Abah Rahman yang sudah sakit-sakitan.
Tentu saja Joe menolak. Merasa tidak pantas. Jadi ia tidak menerima wasiat itu. Tapi beberapa peristiwa terjadi di sana. Mulai dari kelangkaan minyak tanah yang merupakan sumber kehidupan warga kampung tersebut. Sampai kekaguman Gani kepadanya yang kemudian mengejar-ngejar dirinya untuk mau mengajari membuat lagu bernuansa rock.
Awalnya semua hal tersebut ditepiskannya. Ia hanya ingin refreshing selama di kampung. Tidak mau terlibat urusan lain. Tapi panggilan jiwa sebagai anak kepala adat dan juga seorang rocker. Tak sanggup membuatnya hanya berpangku tangan saja. Dengan ilmu yang dimiliki akhirnya Joe berinisiatif membuat turbin sebagai sumber listrik bagi warga kampung. Ia pun bersedia mengajarkan Gani musik rock.
Namun rupanya ada yang tidak suka dengan kehadirannya. Apalagi melihat aksinya membuat turbin. Maka oleh orang-orang yang tak suka tersebut, hasil karya Joe dan warga disabotase. Maka turbin itu terbakar pada hari pembukaan uji coba penggunaan aliran listrik. Joe pun dimaki warga yang berujung pengusirannya kembali dari kampung tersebut.
Singkat cerita Joe kembali ke kota. Menjalani aktivitasnya sebagai seorang rocker. Sementara di kampung, Mang Ujang baru menemukan kebenaran yang sebenarnya. Sebelum kepemimpinan kepala adat diserahkan kepada orang lain. Ia kembali mengunjungi Joe untuk memintanya kembali sekaligus menyerahkan bukti-bukti dari sabotase atas turbin yang ia upayakan bersama warga.
Lagi-lagi Joe menolak. Mang Ujang kembali ke kampung dengan tangan hampa bahkan di umpat oleh Joe, karena mengambil Andini darinya. Hal ini berdasarkan pengamatan Joe yang melihat kedekatan Mang Ujang dengan Andini.Â
Sementara saat didekati olehnya Andini justru menolak. Padahal tanpa sepengetahuannya Andini sebenarnya senang dengan kehadiran Joe. Dan merasa sedih saat melihat Joe meninggalkan kampung tersebut.
Klimaksnya Joe tiba-tiba datang pada hari akan dilaksanakan pengangkatan kepala adat. Ia jelaskan kejadian terbakarnya turbin kala itu. Warga pun marah terhadap sang pelaku yang ternyata komplotan calon kepala adat tersebut. Akhirnya kondisi berbalik.Â
Joe diangkat menjadi kepala adat. Andini memberikan kesaksian siapa sebenarnya ayah Gani. Tak lain adalah Joe sendiri. Mereka pun bersatu kembali. Dan Gani merasa senang dengan kenyataan tersebut.
Cerita yang menarik sebenarnya. Apalagi nuansa alam pedesaan di sana sangat diangkat sekali. Sayang kisah antara Joe dan Andini tidak ditampilkan secara detail. Padahal itu akan sangat menarik meski dalam bentuk kilas balik sesaat.Â
Sehingga penonton tahu persis kejadiannya dan menjadi gemas melihatnya. Juga peristiwa pengusiran Joe seharusnya dibuatkan kilas balik. Jadi alur ceritanya lebih enak ditonton.
Pertemuan kembali antara Joe dan Andini pun kurang greget. Padahal ini sangat menarik dari sisi percintaan. Apalagi hubungan antara mereka ternyata menghasilkan seorang anak. Seharusnya ini menjadi bumbu memikat di antara niat mengangkat musik rock dan seni budaya serta alam pedesaan di sana sebagai inti dari film tersebut.
Apa pun itu saya angkat jempol atas tercetusnya ide penulisan cerita ini. Juga atas diluncurkannya film Rocker Balik Kampung. Salut untuk semua orang-orang yang terlibat didalamnya juga kepada tripal.co sebagai salah satu sponsor yang gencar mempromosikan desa Suka Asih atau aslinya Suka Resmi sebagai salah satu destinasi menarik untuk dikunjungi. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H