Brang...brang...brang
Breng...breng...breng
Sahuuuur... sahuuuur....!!!
Suara kaleng ditabuh dengan iringan teriakan bocah-bocah membangunkan sahur, menjadi pemandangan khas di setiap dini hari selama bulan Ramadan.Â
Ini merupakan tradisi dalam masyarakat yang sangat dinanti-nantikan oleh anak-anak. Dan merupakan satu hal yang sangat saya sukai dan rindukan selama bulan Ramadan. Karena suasana tempat tinggal menjadi ramai.
Biasanya yang melakukan kegiatan arak-arakan seperti ini anak-anak usia Sekolah Dasar (SD)-Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tapi tidak menutup kemungkinan remaja usia Sekolah Lanjutan Atas (SLTA) dan mahasiswa bahkan orang dewasa terlibat juga dalam kegiatan ini. Tentu saja dengan seijin orangtuanya masing-masing. Karena saya pun saat masih anak-anak seusia mereka pernah mengikuti kegiatan tersebut.
Begitu memasuki bulan Ramadan. Satu hari sebelum puasa, biasanya anak-anak itu sudah menyiapkan keperluan untuk keliling kampung.Â
Mulai dari kaleng bekas, kentongan, batang bambu sebagai alat pemukul dan lain-lain. Pukul 03.00 dini hari biasanya mereka sudah siap berkeliling kampung. Dengan titik kumpul di area pos kamling, lapangan atau salah satu rumah warga.Â
Kegiatan arak-arakan seperti ini masih marak dan banyak dijumpai di daerah-daerah terutama Pulau Jawa. Untuk wilayah perkotaan sepertinya sudah mulai berkurang. Bahkan bisa jadi sudah jarang dijumpai kegiatan semacam ini. Kecuali di perumahan yang masih berbatasan dengan perkampungan.Â
Masyarakat kota yang majemuk menjadi salah satu alasan kegiatan semacam ini mulai jarang terlihat. Dengan alasan berisik atau sedang ada yang sakit. Ada sebagian warga yang merasa terganggu dengan adanya arak-arakan ini.Â
Sementara ada sebagian warga yang senang. Tinggal ketua lingkungan setempat yang mesti bersikap bijak.