Pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Tentunya dengan penggunaan pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA dapat melangkah kea rah yang lebih baik lagi.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini?Â
Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? Kesulitan muncul diakibatkan adanya masalah perubahan paradigma (miskonsepsi) dan budaya sekolah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Diantaranya adalah sistem yang kadang jika memaksa guru untuk memilih pilihan yang salah atau kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Yang kedua tidak semua warga sekolah berkomitmen tinggi untuk menjalankan keputusan Bersama. Yang ketiga keputusan yang diambil kadang kala tanpa sepenuhnya melibatkan guru sehingga muncul banyak kendala-kendala dalam proses pelaksanaan pengambilan keputusan. Kendala yang keempat adalah berkaitan dengan "kepentingan" pihak tertentu untuk mengambil manfaat. Â
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan peserta didik -peserta didik kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi peserta didik kita yang berbeda-beda?Â
Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran, mempunyai tanggung jawab dan berperan menentukan pembelajaran yang akan terjadi di dalam kelasnya. Oleh karena itu, bila guru tidak mempraktikkan metode 9 langkah dalam pengambilan keputusan atau mempertimbangkan secara matang segala aspek sosial, hukum dan lainnya serta resiko serta dampak keputusan yang akan diambil tersebut maka guru dapat saja tergoda untuk mengambil keputusan yang berupa bujukan moral atau bahkan berpotensi merugikan murid-murid yang dipercayakan padanya. Keputusan yang bertanggung jawab akan membawa manfaat kepada diri sendiri, dan terutama murid-murid bahkan kepada seluruh warga sekolah.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan peserta didik -peserta didik nya?Â
Peserta didik merupakan hasil dari proses pembelajaran dari apa yang diajarkan lingkungannya, dalam hal ini keluarga dan sekolah serta masyarakat lainnya. Bila pengambilan keputusan dilakukan secara tidak bertanggung jawab tanpa menimbang dampak yang dapat terjadi pada murid sebagai akibat dari keputusan tersebut, tentunya akan mempengaruhi kehidupan murid bahkan masa depan murid menjadi kurang baik. Demikian juga sebaliknya, keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan kepentingan murid dalam tumbuh dan kembangnya akan berpotensi membuat kehidupan serta masa depan sang murid menjadi jauh lebih baik dan bahkan mereka dipersiapkan untuk menyongsong masa depan yang baik Â
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?Â
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat, sesuai dengan kodrat zaman dan alam Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus mampu mengidentifikasi melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang dilema etika adalah situasi/kondisi/peristiwa yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan dengan keadaan/aturan tertentu. Sedangkan bujukan moral adalah Situasi/kondisi/peristiwa yang terjadi ketika seseorang harus membuat sebuah keputusan antara benar atau salah. Ketika kita dihadapkan pada situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup yang disebut sebagai paradigma dalam pengambilan keputusan. Secara umum paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika ada 4 seperti di bawah ini: a. Individu lawan masyarakat (individual vs community) b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) Prinsip pengambilan keputusan ada tiga, yaitu a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi atau hasil dari suatu tindakan. b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan peraturan yang telah dibuat c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) prinsipnya "Lakukan kepada orang lain seperti yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Â Dengan kepedulian terhadap sesama kita akan menjadi lebih peka dan bersimpati. Sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan: a. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini. b. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini. c. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini. d. Pengujian benar atau salah, yang meliputi uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran, uji panutan/idola. e. Pengujian paradigma benar lawan benar f. Melakukan prinsip resolusi g. Investigasi opsi trilemma h. Buat keputusan i. Lihat lagi keputusan dan refleksikan. Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah Ketika sebuah keputusan tersebut diambil pastinya ada pro dan kontra akibat dari pandangan yang berbeda dari setiap individu .