Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PJJ dan Pendidikan Karakter

16 April 2024   20:30 Diperbarui: 16 April 2024   20:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
deni darmawan  (dokpri)

Di tengah Pandemi, pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi opsi terbaik. Demi memutuskan penularan Covid-19 agar tidak ada kasus pada kluster sekolah dan perguruan tinggi, maka PJJ tetap dilaksanakan baik daring (dalam jaringan) ataupun luring (luar jaringan).

Tujuan pendidikan nasional pada pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003 bahwa berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Eda, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Pendidikan karakter pada harus bisa diwujudkan, baik pembelajaran tatap muka di kelas, luar kelas, bahkan PJJ sekalipun.

Pelaksanaan PJJ di tengah pandemi bukan tanpa makna apalagi hanya menggugurkan kewajiban, tapi PJJ menjadi sebuah sistem yang bisa bertahan dalam situasi dan kondisi apapun, sehingga proses pembelajara bisa dilaksanakan kapan dan dimana saja, tidak terbatas ruang dan waktu.

Keterbatasn waktu dan biaya dalam penyelenggarakan pendidikan membutuhkan inovasi sistem pembelajaran yang berbasis teknologi informasi. Sehingga pendidikan mudah dijangkau, walaupun berbeda waktu, tempat bahkan negara. Dengan menggunakan gawai dan jaringan internet semua bisa melakukan proses pembelajaran, tanpa harus tatap muka.

Teknologi menjadikan semua lebih mudah dan cepat. Kemampuan guru yang melek literasi digital akan mudah memanfaatkan informasi dan pengetahuan untuk pembelajaran. Memanfaatkan aplikasi yang tersedia, guru bisa memilih dan memilah agar pembelajaran tetap menyenangkan dan tidak membosankan.

Contohnya aplikasi tik-tok. Guru bisa meracik materi dengan menggunakan tik-tok dan mengembangkan nilai-nilai pada pendidikan karakter. Kreativitas guru dalam menggunakan berbagai aplikasi dalam pembelajaran akan memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan teknologi yang semakin berkembang pesat berlangsung di tengah pandemi

 Dalam tujuan pendidikan akan lahir sebuah karakter yang diiringi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Sikap spiritual terkait dengan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tertanamnya nilai-nilai islami, dan terjalinnya hubungan vertikal dan horizontal (hablumminallah, hablumminnaas). Sikap sosial terkait akhlakul karimah antar sesama, kemandirian, demokratis dan bertanggung jawab. Pengetahuan terkait dengan kecintaanya kepada ilmu pengetahuan dan menjadi sosok yang berilmu, sedangkan keterampilan terkait keahlian dalam menyelesaikan pekerjaan.

Anak ketika belajar di rumah, orang tua mampu membimbing, mengarahkan dan memberikan stimulus agar anak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Target pembelajaran tidak hanya pada aspek kognitif saja, tapi juga berbagai aspek

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republika Indonesia (Kemendikbud) dalam program merdeka belajar diharapkan peserta didik bisa berkolaborasi, inovatif, dan mandiri dalam belajar. Penguasaan dalam tujuan pembelajaran peserta didik pun disederhanakan menjadi tiga yaitu kemampuan literasi, numerasi dan Pendidikan karakter.

Ditengah pandemi, program merdeka belajar memang belum optimal. Namun, pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak bisa dihindari. Hampir 8 bulan karena pandemi korona PJJ dalam bentuk daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaring) diberlakukan. PJJ pun banyak mengalami permasalahan. Pemetaan permasalahan dalam PJJ pun harus dilakukan oleh Kemendikbud. Mulai dari jaringan internet, sinyal, kuota, bahkan gawai di pelosok daerah-daerah terpencil harusnya menjadi perhatian Kemendikbud dan kita semua.

Peran guru juga diharapkan melek literasi digital, agar bisa menggunakan platform digital yang sesuai untuk pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga ada ruang interaksi dan komunikasi peserta didik, siswa dan guru agar tercapai tujuan pembelajaran, tidak capaian literasi dan numerasi, tapi juga pendidikan karakter.

UU No. 23 tahun 2003 hendaknya menjadi perhatian, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik hingga menjadi manusia seutuhnya yang mempunyai karakter religius, nasionalis, humanis, pancasilais dan demokratis. Untuk mewujudkan ini tidak mudah, apalagi di tengah pandemi saat ini. Dibutuhkan kerjasama yang solid antara pihak sekolah, orang tua dan peserta didik. Interaksi dan keterbukaan dengan menggunakan berbagai aplikasi terus diupayakan, sehingga proses penanaman nilai-nilai akan mudah dilakukan.

Pendidikan karakter sejatinya terus ditanamkan mulai sejak dini hingga dewasa sekitar usia 21 tahun. Ketika proses PJJ berlangsung di rumah, orang tua dengan sabar membimbing memotivasi, mengarahkan, mengingatkan dan menanamkan nilai-nilai dari potensi hati seperti ketakwaan, kejujuran, kedisiplinan, bertanggung jawab, amanah, dan kesabaran. Nilai-nilai dari potensi akal seperti kreatif, inovatif, kritis, cerdas, analitis dan kuriositas. Sedangkan nilai-nilai dari potensi raga seperti tahan banting, tangguh, sehat, andal, kooperatif, ulet dan gigih.   

Pendidikan karakter akan mendorong siswa memiliki kepercayaan diri, kemampuan bekerjasama, kemampuan bergaul, kemampuan berkomunikasi, empati, dan kemampuan berkonsentrasi. Kegagalan anak di sekolah bukan saja faktor kecerdasan, tapi pendidikan karakter yang tidak ada pada diri anak.

Pendidikan karakter dalam PJJ tidak hanya dibebankan di sekolah. Namun, nilai-nilai yang sudah diterapkan dari sekolah jangan sampai hilang ketika PJJ diberlakukan dari rumah. Diperlukan sinergitas, kolaborasi, dan kerjasama antara guru, orang tua, dan anak dalam mewujudkan pendidikan karakter. Jangan sampai, PJJ justru memicu stres pada anak dan orang tua, karena guru yang hanya memberikan tugas yang setumpuk dan fokus pada semua capaian kompetensi disetiap mata pelajaran, tapi tidak memperhatikan situasi dan kondisi yang dialami anak, sehingga memicu stres, depresi dan mengakibatkan pada kesehatan mental, penganiayaan, klimaksnya sampai bunuh diri.

Pendidikan karakter pada PJJ merupakan hal yang amat penting dan jangan sampai diabaikan. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, pendidikan karakter harus bisa diwujudkan dengan sama-sama keterbukaan antara guru, orang tua dan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun