Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Halal Bi Halal Corak Khas Nusantara

5 Juni 2022   13:45 Diperbarui: 5 Juni 2022   14:07 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sda beberapa sifat manusia untuk memaafkan orang lain dan menjalin hubungan silaturahmi butuh waktu yang cukup lama. Nah, pada saat tradisi halal bi halal itulah, mereka memanfaatkan untuk meminta dan membuka pintu maafnya serta merajut kembali silaturahmi yang terkoyak.

Hal inilah yang pernah dilakukan oleh Soekarno ketika meminta saran kepada KH. Wahab Chasbullah di istana negara. Soekarno menginginkan agar para politisi saat itu mau duduk bersama  dan tidak saling menyalahkan, tidak saling membenci, tapi saling memaafkan.

Halal bi halal menjadi cara ampuh pada saat itu dalam mempersatukan para elit politik untuk kumpul bersama dalam situasi hangat setelah lebaran untuk saling berjabat tangan dan merajut silaturahmi kembali demi persatuan bangsa.

Hingga kini, tradisi halal bi halal terus selenggarakan dan dilestarikan. Tradisi kekhasan corak nusantara ini harus dipertahankan agar anak bangsa bisa terus berdamai dan menjaga persatuan. Jangan sampai pandangan politik yang berbeda, hingga saling tuduh, menghina dan memfitnah, malah menjadi ancaman serius yang berdampak pada persatuan bangsa.

Tradisi halal bi halal tidak hanya membawa manfaat bagi persatuan bangsa, tapi juga sesama hubungan antar manusia (habluminnnas).

Setelah hubungan vertikal terbangun, antara hamba dengan Tuhan semakin baik ketika di bulan Ramadan, maka hubungan horizontal antar sesama manusia perlu juga diperbaiki. Jika hubungan antar manusia tidak diperbaiki, bisa jadi kita menjadi orang yang bangkrut di akhirat kelak.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Nabi Saw pernah bertanya kepada para sahabat terkait orang yang bangkrut. Para sahabat menduga orang yang bangkrut karena tidak punya uang atau harta benda. Kemudian Nabi Saw menjelaskan, bahwa orang yang bangkrut pada umatku yaitu orang yang membawa pahala dari amal ibadahnyanya, tapi ketika di dunia ia pernah berbuat buruk kepada manusia lainnya.

Tradisi halal bi halal bisa juga menjadi ajang saling introspeksi dan evaluasi diri. Semakin dewasa dan matang dalam menghadapi permasalahan antar pribadi dan permasalahan bangsa.  Bahkan, tradisi halal bi halal menjadi kesempatan agar kita menjadi orang yang tidak bangkrut di akhirat kelak.

Inilah Indonesia dengan segala keberagamannya. tradisi ini tidak akan dijumpai di negara-negara muslim lainnya, kecuali di Indonesia. Ditempat asal mulanya agama Islam lahir pun tidak ada. Bahkan, ada negara lain belajar keberagaman dari Indonesia. Tradisi-tradisi inilah yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang besar dan bermartabat. Tradisi khas corak nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun