Mohon tunggu...
Alya Deni Oktaviani
Alya Deni Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

These writings are part of my academic endeavors.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengasah Soft Skills Mahasiswa PAI UIN SUKA: Pelatihan Inspiratif Bersama Rumah Kearifan (House of Wisdom)

23 Desember 2024   16:26 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:25 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Gambaran Diri (Dokumentasi Pribadi)

Memasuki sesi kedua yaitu interpersonal, dimulai dengan kegiatan permainan yang penuh semangat dan keceriaan. Kami diajak bermain game tebak gaya dan tebak kata dalam kelompok beranggotakan lima orang. Permainan ini berlangsung seru dan antusias, memberikan pengalaman untuk melatih kekompakan, kerja sama tim, dan kolaborasi. Suasana hangat dan interaktif dari game ini menjadi pengantar yang menyenangkan untuk pembahasan berikutnya. Setelah permainan, kami masuk ke sesi listening skills. Dalam sesi ini, kami diajak merenung sejenak, memperhatikan lingkungan sekitar, dan menyadari pentingnya mendengar dengan penuh perhatian. Kami mendiskusikan indikator-indikator pendengar yang baik serta penghalang yang sering muncul dalam proses mendengarkan.

Beberapa indikator pendengar yang baik meliputi: mampu memberikan rasa nyaman, memperhatikan ekspresi wajah, menggunakan gestur yang mendukung, menunjukkan empati, menjaga fokus, memberikan feedback yang relevan, menyesuaikan waktu (timing), menunjukkan rasa hormat (respect), memberikan dukungan (support), menyimak dan memahami isi serta perasaan dari pembicara. Namun, kami juga membahas penghalang keberhasilan sebagai pendengar yang baik, seperti terlalu simpati tanpa solusi, perilaku "menggampangkan", sikap menuduh, atau mengalihkan pembicaraan dari topik utama.

Untuk mendalami topik ini, kami membentuk kelompok diskusi kecil berisi tiga orang dengan peran berbeda: informan atau "pen-curhat", pendengar, dan pengamat. Setiap kelompok diminta untuk mempraktikkan kemampuan mendengar, sementara pengamat mencatat bagaimana pendengar merespons dan memberikan umpan balik berdasarkan indikator yang sudah dibahas.

Setelah sesi diskusi, kami diajak menuliskan mimpi atau cita-cita kami untuk 10 tahun ke depan. Aktivitas ini membantu kami merefleksikan tujuan hidup dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Selanjutnya, kegiatan yang tak kalah menarik adalah memilih kartu gambaran diri. Kartu ini merepresentasikan bagaimana kami memandang diri sendiri atau karakter yang ingin kami bangun.

Kartu Gambaran Diri (Dokumentasi Pribadi)
Kartu Gambaran Diri (Dokumentasi Pribadi)

Dalam sesi ini, Bapak Muqowim juga berbagi banyak cerita inspiratif tentang tokoh-tokoh dan pengusaha sukses yang melalui proses hidup penuh tantangan. Pesannya jelas: orang sukses adalah mereka yang tidak pernah menyerah. Beliau memberikan motivasi positif, mendorong kami untuk berani bermimpi, tidak takut mengambil risiko, dan melihat kegagalan sebagai bagian dari perjalanan. "Bermimpilah setinggi mungkin," begitu pesan beliau.

Sesi terakhir adalah refleksi sebagai penutupan. Kemudian, selesailah sudah rangkaian pelatihan kami. Saya teringat bahwa di awal, Ibu Zia pernah menyampaikan bahwa semua yang berkunjung ke Rumah Kearifan adalah keluarga, dan setiap yang datang ke sini tidak boleh pulang tanpa membawa apa-apa. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa seseorang harus pulang dengan membawa ilmu dan pengalaman bermanfaat yang didapatkan selama berada di Rumah Kearifan. Saya merasa sangat bersyukur karena tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang mendalam serta pengalaman yang begitu berkesan selama pelatihan ini.

Sesuai harapan saya di awal, yaitu ingin mengasah kemampuan kesadaran diri (self-awareness) melalui proses internalisasi diri, saya yakin harapan itu telah tercapai. Selama pelatihan, saya diajak untuk mengenali diri lebih dalam, memahami kekuatan dan kelemahan, serta menemukan cara untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Selain itu, saya belajar banyak tentang pentingnya mendengarkan dengan penuh empati, bekerja sama dalam tim, serta membangun komunikasi yang efektif.

Pelatihan ini juga memberikan saya kesempatan untuk menjalin rasa kekeluargaan dengan teman-teman, membangun hubungan yang hangat, dan merasakan kebersamaan yang jarang saya temukan di tempat lain. Saya merasa semakin sadar akan pentingnya kolaborasi, empati, dan dukungan antar individu, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan yang lebih luas.

Tidak hanya itu, saya juga belajar untuk lebih percaya diri dalam mengejar mimpi-mimpi saya di masa depan, memperkuat visi, dan berani melangkah keluar dari zona nyaman. Hal-hal positif yang saya dapatkan di sini benar-benar menjadi bekal berharga yang akan saya bawa ke mana pun saya melangkah. Saya berharap dapat menjadi sebagaimana motto Rumah Kearifan, yaitu Learn to be Wise---seseorang yang terus belajar menjadi bijaksana, yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Bapak Muqowim, Ibu Zia, dan seluruh tim Rumah Kearifan yang telah memfasilitasi pelatihan ini dengan sangat baik. Semoga Rumah Kearifan terus menjadi tempat yang menginspirasi banyak orang, menjadi rumah bagi mereka yang mencari makna, dan selalu menjadi tempat untuk menimba ilmu, pengalaman, serta kebijaksanaan. Saya berharap dapat kembali lagi ke sini suatu hari nanti, dengan membawa pengalaman baru untuk terus belajar dan berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun