Mohon tunggu...
Alya Deni Oktaviani
Alya Deni Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

These writings are part of my academic endeavors.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengasah Soft Skills Mahasiswa PAI UIN SUKA: Pelatihan Inspiratif Bersama Rumah Kearifan (House of Wisdom)

23 Desember 2024   16:26 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:25 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartu Gambaran Diri (Dokumentasi Pribadi)

Rumah Kearifan, atau dikenal juga sebagai House of Wisdom, berlokasi di Santan RT 09, Joho, Jambidan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga ini didirikan dengan visi memberdayakan sumber daya manusia (SDM) melalui berbagai program inovatif yang mencakup pelatihan, penulisan, penelitian, dan pendampingan.  Program-program tersebut didampingi langsung oleh Dr. Muqowim M.Ag dan Ziadatul Husnah M.Pd selaku founder dan director Rumah Kearifan serta didukung oleh Tim Rumah Kearifan.

Salah satu program pelatihan yang diadakan oleh Rumah Kearifan adalah Pelatihan Soft Skills untuk Mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Sunan Kalijaga. Pelatihan ini merupakan bentuk nyata implementasi mata kuliah Komunikasi Pendidikan yang diajarkan oleh Dr. Muqowim sebagai dosen pengampu. Program ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan soft skills yang relevan, tidak hanya untuk mendukung pembelajaran akademik tetapi juga untuk menghadapi tantangan di dunia profesional.

Saya dan teman-teman mahasiswa PAI lainnya merasa bersyukur dapat mengikuti Pelatihan Soft Skills ini. Pelatihan tersebut berlangsung selama satu hari penuh, tepatnya pada hari Minggu, 8 Desember 2024. Kami yang hadir berjumlah 15 orang, terdiri dari 9 mahasiswa dan 6 mahasiswi, yang tergabung dalam gelombang kedua peserta pelatihan. Pelatihan ini dilaksanakan di ruang Multipurpose Rumah Kearifan, sebuah ruang yang dirancang untuk mendukung berbagai kegiatan pelatihan dan diskusi. Kegiatan dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga berakhir pukul 16.30 WIB.

Selama pelatihan, kami diajak mendalami berbagai materi yang sangat relevan dengan pengembangan keterampilan lunak (soft skills). Materi yang disampaikan mencakup perbedaan mendasar antara soft skills dan hard skills, sebuah wawasan penting yang membantu kami memahami esensi dari keterampilan interpersonal dan intrapersonal. Selain itu, pelatihan ini juga menyoroti program transformasi melalui refleksi soft skills, yang mencakup aspek-aspek penting seperti kekuatan kesadaran, tujuan hidup, keyakinan, cinta, energi positif, fokus, dan pengambilan keputusan yang baik. Tak kalah menarik, kami juga mempelajari keterampilan interpersonal terkait kepemimpinan (leadership), yang memberikan panduan praktis dalam membangun hubungan yang harmonis dan efektif dalam berbagai situasi. Pelatihan ini bukan hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga menjadi ruang bagi kami untuk merefleksikan diri, berbagi pandangan, dan menumbuhkan nilai-nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Atmosfer yang hangat dan interaktif membuat kami merasa semakin termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, pelatihan di Rumah Kearifan terbagi menjadi dua sesi utama, yaitu sesi intrapersonal dan interpersonal. Pada sesi pertama, kegiatan dimulai dengan pembukaan, perkenalan, dan penyusunan kontrak belajar. Hal ini penting untuk menciptakan suasana yang kondusif dan membangun rasa nyaman di antara peserta serta dengan fasilitator. Setelah itu, pelatihan berlanjut dengan materi-materi yang disampaikan secara interaktif, diikuti diskusi kelompok untuk memperdalam pemahaman. Setiap peserta dalam sesi pelatihan ini diminta untuk mengidentifikasi harapan pribadi yang ingin dicapai, baik selama pelatihan maupun untuk pengembangan diri secara umum. Selain itu, peserta diminta menyebutkan langkah-langkah nyata (action) yang dapat dilakukan untuk mewujudkan harapan tersebut.

Beberapa harapan yang muncul dari teman-teman di antaranya adalah meningkatkan rasa percaya diri, menjadi lebih bahagia, memperkuat self-control, hingga meningkatkan soft skill. Untuk mendukung pencapaian harapan ini, langkah-langkah konkret yang disebutkan antara lain melibatkan kesadaran diri, komitmen, mendengarkan dan mengatasi kekurangan, fokus, serta aktif berkontribusi baik secara fisik maupun emosional. Peserta juga diajak untuk menerapkan sikap proaktif dan keluar dari zona nyaman, yang diyakini akan membuka peluang pengembangan diri lebih luas. Pendekatan ini memberikan ruang bagi peserta untuk merefleksikan diri, memperjelas tujuan, dan menyusun strategi pencapaiannya. Setiap langkah yang dirancang dalam pelatihan ini sejalan dengan tujuan utama Rumah Kearifan, yaitu membentuk individu yang tidak hanya sadar akan dirinya sendiri, tetapi juga peka dan peduli terhadap orang lain.

Salah satu momen yang paling menarik adalah ketika kami diberikan secarik kertas untuk menuliskan nama. Kertas ini kemudian dikumpulkan dan diacak, lalu setiap peserta mendapatkan kertas milik teman lain. Kertas tersebut berfungsi sebagai "malaikat penjaga" atau guardian angel, di mana tugas kami adalah menjaga dan memperhatikan teman yang namanya tertera di kertas itu selama pelatihan berlangsung. Aktivitas ini dirancang untuk menumbuhkan rasa kebersamaan, kepedulian, dan kekeluargaan antar individu. Bu Zia, koordinator Rumah Kearifan, menjelaskan bahwa permainan guardian angel ini merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan Rumah Kearifan dalam pelatihannya. Tujuannya adalah melatih peserta untuk proaktif dalam berbuat baik kepada orang lain, siapa pun dia, bahkan kepada orang yang pernah menyakiti kita. "Berbuat baik itu membuat kita bahagia," ujar Bu Zia dengan penuh semangat. Ia menambahkan bahwa kebaikan tidak harus berupa hal besar. Sebuah senyuman, doa, atau perbuatan kecil lainnya dapat menjadi bentuk kebaikan yang memiliki dampak positif langsung bagi orang lain. Seluruh kegiatan di sesi pertama dipandu oleh Ibu Zia dengan penuh kehangatan dan keterampilan. Beliau dengan sangat apik memfasilitasi setiap aktivitas, menjadikannya penuh makna dan berkesan. Proses awal pelatihan ini tidak hanya mempererat hubungan antar peserta, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif yang menjadi pondasi untuk materi-materi berikutnya.

Pada sesi intrapersonal, Bapak Muqowim mengambil alih kegiatan dengan pendekatan yang interaktif dan penuh makna. Sebelum masuk ke dalam pembahasan inti, beliau meminta kami, para peserta, untuk duduk berurutan berdasarkan abjad nama masing-masing. Aktivitas sederhana ini mengandung pesan mendalam. Bapak Muqowim mengingatkan bahwa tindakan ini mencerminkan nilai-nilai seperti memahami diri, kesadaran diri, percaya diri, dan nilai-nilai lain yang telah kami tuliskan pada kertas harapan di awal sesi. Setelahnya, beliau memberikan tugas yang unik: memilih satu huruf dari nama kami dan menjadikannya "branding nilai" atau identitas berbasis nilai. Huruf tersebut kemudian harus merepresentasikan nilai yang ingin kami bangun dalam diri, misalnya huruf "P" sebagai singkatan dari percaya diri. Dalam penjelasannya, beliau menyampaikan bahwa nama adalah doa, dan memilih nilai dari nama kita adalah cara untuk menginternalisasi pesan positif dalam membangun citra diri.

Sesi berikutnya adalah salah satu bagian yang paling mendalam. Kami diminta untuk menuliskan momen spesial, berharga, dan penting bersama keluarga. Dengan suasana ruangan yang tenang, setiap peserta mengenang kembali pengalaman berharga dengan orang tua atau anggota keluarga lainnya. Ketika tiba giliran untuk menceritakan pengalaman tersebut, suasana berubah menjadi haru. Aktivitas ini membawa kami pada refleksi mendalam tentang betapa berharganya momen-momen tersebut dalam hidup kami.

Bapak Muqowim lalu menggali nilai-nilai yang terkandung dalam momen tersebut. Beliau bertanya, "Bagaimana jika setiap orang di dunia memiliki nilai-nilai tersebut? Bagaimana jika lembaga tempat kita bekerja juga menerapkan nilai-nilai itu?" Kami diajak untuk mengevaluasi sejauh mana nilai-nilai tersebut telah kami amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika sudah, apa bentuknya? Apakah tujuan akhir hidup kita didorong oleh nilai-nilai itu? Melalui sesi ini, kami diajak untuk berhenti sejenak, merenungkan pengalaman hidup, dan menemukan makna yang lebih dalam dari nilai-nilai yang telah kami jalani. Dengan refleksi ini, kami disadarkan bahwa setiap langkah kecil yang penuh makna dapat membawa perubahan besar, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang-orang di sekitar kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun