WAKTU, Sahabatku
Tunjukanlah bahwa kau akan mampu menjalaninya
Setiap langkah selalu bermakna dengan tujuan yang berbeda,
birokrasi kehidupan akan terhapus dengan jiwa yang dirangkai pikiran yang dewasa
Waktu adalah sahabat yang setia
mengulurkan usianya yang tak pernah berhenti.
Akankah pernah siang menjadi malam,
malam menjadi lenyap
karena sifat manusia yang biasa mengubah jalur atau
jalan suatu aturan yang sudah ada
Jika matahari itu hancur,
bulan pun tak berkutik melepas kesempurnaannya
di malam purnama atau bumi tak lagi mengurusi kekeringannya
maka semua yang ada akan mengalami kematian.
Tetap saja waktu akan berlanjut
Waktu tak akan tersisa
Sejumlah kata tetap terucap
Tak akan pernah mengalami kelelahan
kemudian beristirahat dan membiarkan manusia kembali mengulangi dan memperbaiki kesalahannya atau mencari cahaya yang hilang
Cinta pun tak berkembang
Menguncup bagai ketakutan
akan kegelapan tak berarah
Karena waktu pun tak memberi kesempatan
Melompati sedetikpun tak dihiraukan
Untuk mencicipi kesenangan
Tetap saja waktu terus berjalan
Dan Tuhan pun menambahkan permasalahannya kepada manusia
Akankah proses belajar manusia selama kehidupannya menuntun dan menjadikan waktu sebagai budaknya
Tidak akan mampu mencoreti keistimewaan waktu yang diatur dengan baik Segalanya akan berbeda
Maka, bersahabatlah dengan waktu
Jangan menyia-nyiakannya
Atau bergulatlah dengan waktu
Bertanyalah apa yang belum diketahui pada waktu
Karena waktu akan memberikan segalanya untukku
Tak dapat dipungkiri, waktu tak pernah berhenti melaju, tak bisa berputar kembali untuk memperbaiki diri. Sebagai manusia yang diciptakan dari tanah dan akan kembali ke dalam tanah, maka menjalani kehidupan dengan memperhatikan peraturan di dunia sebagai makhluk Tuhan. Ketika manusia dilahirkan, semua dianggap sama seperti kertas putih polos yang belum memiliki warna kehidupan. Alangkah baiknya dalam memberikan warna yang elegan namun sederhana, warna yang mentereng namun tak sombong, harus menjadi pegangan untuk orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Manusia melangkahkan kaki untuk satu tujuan, menuju-Nya. Manusia beranjak dari fase sat uke fase lainnya, dari bayi hingga dewasa, melakukan pembelajaran kehidupan yang harus dicerna dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Manusia diciptakan ke dunia ini dengan tujuan yaitu membawa rahmat bagi makhluk seisi bumi. Dengan demikian setiap manusia memiliki tugas yang amat berat. Oleh karena itu, manusia diberikan kebebasan memilih antara hal-hal yang baik dan yang buruk, benar dan salah, dan sebagainya.
Agar dapat menjalankan tugas-tugasnya, manusia harus mengerti terlebih dahulu hak-hak dasar yang melekat pada dirinya, seperti kebebasan, persamaan, perlindungan, dan sebagainya. Hak-hak tersebut adalah hak manusia yang telah dibawanya sejak lahir ke dunia ini, yang sering disebut sebagai HAM (Hak Asasi Manusia). Oleh karena itu, tanpa memahami hak-hak tersebut adalah yang mustahil bila manusia dapat menjalankan tugas serta kewajibannya sebagai khalifah Tuhan. Hak-hak yang terdapat pada dirinya diyakini hanya sebagai "pinjaman" dari Tuhan. Oleh karena itu, pertanggungjawabannya selain kepada sesama manusia juga kepada Tuhan sebagai pemberi hak tersebut.
Untuk itu, mari bersahabat dengan waktu dalam mengisi keseharian dalam perjalanan hidup. Bawalah diri ini melakukan hal-hal yang baik, hal-hal yang lurus, tak melanggar aturan yang ada. Manusia bisa saling menghormati, menghargai, bertoleransi, saling membantu, bahkan saling mendoakan. WAKTU, hal yang tak bisa kita kendalikan, maka jangan pernah ada rasa penyesalan di kemudian hari untuk mengembalikan waktu yang ada. Jadilah manusia seutuhnya, yang diingginkan oleh sang pencipta.
24 Desember 2021