Beberapa hari lalu, mertua saya tiba-tiba ingin mencoba kopi yang diseduh istri tercinta buat saya. "Waduuh, pahit banget. Jamu aja kalah pahitnya sama kopi ini!" ungkap mertua. Hehe padahal, kopi itu sebetulnya masih dikasih gula, tapi sedikit sekali.
Sesekali, kadang kalau lagi bosan dengan kopi tanpa gula, saya atau kadang meminta istri untuk menyeduh kopi dengan sedikit gula. Lebih seringnya pakai gula aren yang katanya juga lebih sehat dibandingkan gula pasir.
Beberapa kawan sering berkelakar dan mengatakan bahwa hidup ini sudah pahit, jadi jangan ditambah pahit lagi dengan kopi tanpa gula. Saya memang belum sepenuhnya konsisten meninggalkan gula saat menyeduh segelas kopi. Malah kadang-kadang kalau lagi mau, saya mencampurnya dengan susu atau sesekali creamer.
Tetapi, sudah banyak teman-teman ataupun kerabat dekat yang "nekat" sudah "hijrah". Meninggalkan kenikmatan manisnya gula dalam racikan segelas kopi. Mereka tak lagi tergoda merasakan manisnya segelas kopi dengan gula.
Dulu waktu di kantor lama, rata-rata teman-teman penyuka kopi yang sering berbagi segelas kopi beramai-ramai, akan menghindari kopi saya dan seorang teman saya lainnya. Rasa pahit yang kata mereka masih terasa di lidah saat pernah "terjebak" menyeruput kopi kami.
Boleh dibilang, saya mencoba kopi pahit karena terinspirasi dengan seorang kawan yang memang anti gula. Awalnya, saya merasa ketiban musibah. Ketika ingin menikmati kopi manis, eh malah mengecap rasa kopi yang menurut saya waktu itu sudah keterlaluan pahitnya.
Ternyata, setelah saya baca sejumlah informasi mengenai kopi, ternyata kopi tanpa gula justru sangat menyehatkan.
Informasi saya dapat ini, juga ditambah dengan fakta seorang kawan yang justru sudah tidak pernah lagi merasakan tingginya kadar gula darahnya. Padahal, sebelumnya dia selalu bermasalah dengan kadar gulanya yang tinggi. Sempat dirawat juga karena soal gula darah ini. Dan sekarang, kawan ini sudah menjadi duta sukarela untuk mengajak minum kopi tanpa gula.
Pengalaman saya secara pribadi, ketika meminum kopi dengan gula, pernah merasakan sembelit dan seperti merasakan dehidrasi. Tetapi karena terasa ada yang kurang tanpa kopi, saya tetap melanjutkan ngopi, tetapi tanpa gula. Hasilnya, sembelit dan dehidrasi itu justru berkurang dan sembuh sendiri.
Pengalaman saya menyeruput kopi tanpa gula, kopi robusta tanpa gula buat saya cenderung lebih pahit dibandingkan dengan kopi arabika. Malah dari beberapa jenis arabika yang pernah saya coba--karena saya memang tak identik dengan satu jenis kopi arabika tertentu, dalam satu seruputan ada sedikit rasa manisnya.