Mohon tunggu...
Deni Arisandy
Deni Arisandy Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Penulis lepas, penyuka kopi hitam asli Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mewujudkan Dukungan Investasi Hijau di KTT G20

7 Juli 2022   11:55 Diperbarui: 7 Juli 2022   12:30 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk biomassa, sebagian masyarakat di Kabupaten Mentawai sudah merasakan bagaimana menikmati energi listrik yang sumber bahan bakunya berasal dari bambu. Belum lagi biomassa sampah sudah mulai banyak digunakan sebagai pembangkit listrik di Indonesia.  

Dengan sejumlah potensi energi baru dan terbarukan ini, rasanya Presidensi Indonesia G20, membuat Indonesia cukup percaya diri untuk dapat ikut berperan melakukan pemulihan yang kuat dan berkelanjutan secara global pasca Pandemi Covid-19. "Recover Together, Recover Stronger" dengan fokus pada tiga sektor prioritas, yakni: Penguatan Arsitektur Kesehatan Global; Transformasi Digital, dan; Transisi Energi.

Investasi Hijau

Melalui KTT G20 di Indonesia tahun 2022, ini merupakan momentum untuk mengajak dunia internasional bersama-sama memanfaatkan dan membuka peluang investasi hijau. Green investment melalui green energy untuk menuju green economy.

Lalu apakah ada perusahaan yang melakukan investasi hijau? Apakah ada perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen global untuk ikut menjaga lingkungan? Ternyata ada. Mereka ini bergabung dalam kelompok perusahaan-perusahaan yang disebut Renewable Energy 100 (RE100).

Dalam sebuah kesempatan beberapa tahun yang lalu, saya pernah mendapat pencerahan dari mantan direksi PLN. Dia berkisah soal perusahaan-perusahaan yang sudah 100% memanfaatkan energi terbarukan dalam operasional sehari-hari mereka.

Waktu itu beliau mengatakan sudah ada sekitar 160 perusahaan global yang tergabung dalam RE 100 ini, dan sekarang jumlahnya sudah lebih dari 250 perusahaan. Salut bagi perusahaan-perusahaan ini, memiliki komitmen luar biasa untuk mendukung ekonomi hijau dan menjaga lingkungan global dari ancaman pemanasan global.

Pastinya tidak mudah untuk memanfaatkan 100% energi yang berasal dari energi terbarukan. Ada tantangan investasi awal yang pastinya cukup mahal karena pembangunan infrastruktur pendukung yang dibutuhkan saat awal, meski jangka panjang biasanya akan menguntungkan.  Belum lagi soal konsistensi pemanfaatan energi itu sendiri, dan komitmen seluruh perusahaan tersebut untuk secara berkelanjutan menggunakan energi terbarukan.

Rasanya, sangat layak kalau kemudian perusahaan-perusahaan yang memiliki kontribusi besar terhadap masyarakat global ini mendapat fasilitas berbeda dari yang lain. Perlu dukungan termasuk dari lembaga keuangan dan perbankan global bagi mereka.

Dari sisi insentif,  Bank Indonesia juga bisa memberikan dukungan dengan insentif tertentu kepada bank. Misal, bagi bank yang memenuhi target menyalurkan kredit kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan pembiayaan investasi serta pengembangan EBT, ditawarkan insentif pengurangan kewajiban giro wajib minum harian.

Selain itu, di Indonesia, dari sejumlah media yang saya baca, sekarang ini PLN  juga sudah memberikan dukungan untuk pemanfaatan energi terbarukan. PLN sudah mengeluarkan  Sertifikat Energi Terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC). Dengan adanya sertifikat itu,  pengguna listrik dapat menyatakan  sebagai penggunaan EBT dan berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.

Indonesia Menuju Transisi Energi Terbarukan

Saya yakin, upaya mempercepat transisi menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan akan lebih cepat jika diinisiasi pemerintah. Melalui dukungan regulasi, pemberian fasilitas kemudahan mendapatkan pendanaan dengan fasilitas suku bunga, dan regulasi lainnya, akan bisa mempercepat upaya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun