Mohon tunggu...
DENI HARYADI
DENI HARYADI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM : 55522120022 | Program Studi : Magister Akuntansi | Fakultas : Ekonomi dan Bisnis | Jurusan : Akuntansi Perpajakan | Universitas : Universitas Mercu Buana | Dosen : Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kuis 14 - Arete: Sintesis Aposteriori Untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan

3 Juli 2024   11:00 Diperbarui: 3 Juli 2024   11:04 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian Arete dan Sintesis Aposteriori

Arete Di Yunani kuno mereka menyebut seseorang yang menyelesaikan sesuatu, melakukannya sebagaimana mestinya. Arete adalah orang yang umumnya melakukan segala sesuatunya sebagaimana mestinya, mencapai kesempurnaan yang menjadi miliknya. Ungkapan yang paling tepat menangkap makna arete adalah "bagus sekali (ugahari)" karena arete pada hakikatnya adalah tempat kehebatan sesuatu sehingga menjadikannya hebat. Namun, beberapa keadaan sejarah berarti bahwa arete secara teratur diterjemahkan sebagai istilah Kastilia untuk "kebajikan". Kata "arete" secara harfiah berarti "keagungan" atau "kebajikan" dan mengacu pada kualitas tertinggi yang dapat dicapai seseorang atau sesuatu. Namun Socrates mulai menerapkan istilah cluster kepada orang-orang secara umum, kepada orang-orang itu sendiri. Dan dia mengacu pada kualitas manusia sebagai sesuatu yang membuatnya lebih baik, menjadi orang yang lebih baik secara umum, tetapi juga dan khususnya lebih baik dalam arti moral. Sebuah cluster, bagi Socrates, adalah tempat seseorang menemukan kesempurnaan atau "kebesaran" dalam pengertian moral dari kedua istilah tersebut.

A posteriori atau A posteriori berasal dari bahasa Latin a (dari) dan posteriori (jadi apa). Istilah ini mengacu pada pengetahuan aposteriori yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman. Oleh karena itu, pengetahuan hanya dapat dirumuskan setelah observasi atau eksperimen. Sintesis a posteriori adalah konsep yang berasal dari filsafat dan epistemologi, khususnya dari karya Immanuel Kant. Dalam konteks umum, "a posteriori" berarti "berdasarkan pengalaman" atau "berdasarkan pengamatan". Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

Secara umum juga digunakan untuk mengkarakterisasi pengetahuan berdasarkan pengalaman. Dalam retrospeksi, istilah-istilah seperti "acak", "kemungkinan", "empiris", "induksi", "dapat diverifikasi", "sintetis", "nyata", "pengalaman", "pengamatan" digunakan. Istilah a posteriori biasanya disamakan dengan istilah apriori. "Sintesis a posteriori" adalah istilah yang digunakan dalam beberapa konteks, terutama dalam konteks pemantauan atau evaluasi. Istilah ini berasal dari bahasa Latin dan secara harfiah berarti "setelah yang terakhir". Secara umum, sintesis ex post mengacu pada proses evaluasi, analisis, atau inferensi yang dilakukan setelah suatu peristiwa terjadi atau ketika informasi yang relevan tersedia. Sintesis a posteriori adalah sintesis yang pernyataannya bergantung pada pengalaman konkrit. Sintesis mundur dihasilkan dari sintesis kata dasar. Pengetahuan a posteriori adalah pengetahuan yang diperoleh setelah pengalaman empiris. Artinya ilmu tersebut hanya dapat diperoleh ketika seseorang mengalami sesuatu secara langsung melalui panca inderanya. Tujuan ringkasan berikut ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dan menyeluruh mengenai pokok audit setelah seluruh informasi relevan diungkapkan. Dengan pendekatan ini, inspektur atau penilai dapat mengevaluasi situasi yang dinilai dengan lebih akurat dan menyeluruh.

Kenapa perlu Arete dan Sintesis Aposteriori dalam Audit Pajak 

Audit pajak merupakan sebuah proses penting yang harus dilakukan oleh perusahaan pertambangan untuk memastikan ketaatan mereka terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Audit pajak bertujuan untuk memeriksa dan mengevaluasi kepatuhan perusahaan terhadap hukum perpajakan, serta mengidentifikasi potensi risiko pajak yang mungkin terjadi.

Salah satu konsep yang relevan dalam melakukan audit pajak adalah arete. Arete merupakan konsep dalam filsafat Yunani kuno yang mengacu pada keunggulan atau kesempurnaan. Dalam konteks audit pajak, arete dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk mencapai kepatuhan perpajakan yang optimal, serta kualitas dan kehandalan dalam melaksanakan proses audit pajak.

Dengan menerapkan konsep arete dalam melakukan audit pajak usaha pertambangan, perusahaan dapat mencapai keunggulan dalam hal kepatuhan perpajakan, kualitas audit, dan pengelolaan risiko pajak. Hal ini akan membantu perusahaan untuk tetap beroperasi secara legal dan berkelanjutan, serta mengoptimalkan pengelolaan pajak mereka.

Arete merupakan salah satu prinsip filosofi yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam dunia bisnis dan profesi seperti audit pajak usaha pertambangan. Arete sendiri berasal dari bahasa Yunani yang artinya adalah keunggulan atau kejayaan. Arete dapat diartikan sebagai standar atau kualitas tertinggi yang harus diperjuangkan oleh seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau profesi.

                                                                                                                               Diolah Penulis

Bagaimana Arete: Sintesis Aposteriori untuk Audit Pajak Usaha Pertambangan

Dalam melakukan audit pajak usaha pertambangan, diperlukan sintesis aposteriori yang terdiri dari beberapa langkah penting. Langkah pertama adalah mengumpulkan informasi dan dokumen terkait aktivitas usaha pertambangan. Informasi yang dikumpulkan meliputi data keuangan, transaksi usaha, serta dokumen perpajakan yang diperlukan untuk proses audit.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap informasi dan dokumen yang telah dikumpulkan. Analisis ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perpajakan yang berlaku, serta mengidentifikasi potensi risiko pajak yang mungkin terjadi. Selain itu, analisis juga dilakukan untuk mengidentifikasi peluang pajak yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan pengelolaan pajak mereka.

Setelah melakukan analisis, langkah berikutnya adalah menyusun rekomendasi dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan atau pembenahan atas temuan audit. Rekomendasi dan rencana tindak lanjut ini harus disusun dengan cermat dan berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai kepatuhan perpajakan yang optimal, serta mengurangi risiko pajak yang mungkin terjadi di masa mendatang.

Dalam proses audit pajak usaha pertambangan, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki tim audit yang kompeten dan handal. Tim audit yang kompeten akan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam memastikan bahwa perusahaan mencapai kepatuhan perpajakan yang optimal, serta mampu mengidentifikasi potensi risiko pajak yang mungkin terjadi.

 Dalam konteks audit pajak usaha pertambangan, arete menjadi sangat penting karena tugas seorang auditor pajak adalah untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan pertambangan dan memastikan bahwa pembayaran pajak perusahaan tersebut telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam melakukan tugasnya, seorang auditor pajak harus dapat menunjukkan arete atau keunggulan dalam setiap langkah yang diambilnya.

Pertama-tama, seorang auditor pajak harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang regulasi perpajakan yang berlaku di negara tempat perusahaan pertambangan beroperasi. Seorang auditor pajak yang memiliki arete akan selalu aktif dalam memperbarui pengetahuannya tentang peraturan perpajakan yang berlaku agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada kliennya.

Selain itu, seorang auditor pajak juga harus memiliki kemampuan analisis yang baik dalam memeriksa laporan keuangan perusahaan pertambangan. Auditor pajak yang memiliki arete akan mampu melakukan analisis yang cermat dan teliti untuk memastikan bahwa semua transaksi perusahaan telah dilaporkan dengan benar dan telah dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.

Lebih dari itu, seorang auditor pajak yang memiliki arete juga harus memiliki integritas yang tinggi dalam melakukan tugasnya. Integritas merupakan salah satu nilai yang sangat penting dalam profesi audit pajak, karena seorang auditor pajak harus dapat bekerja secara objektif dan tidak terpengaruh oleh tekanan dari pihak manapun dalam melakukan audit perusahaan pertambangan.

Dengan memiliki arete atau keunggulan dalam setiap aspek pekerjaannya, seorang auditor pajak akan dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada kliennya dan memastikan bahwa perusahaan pertambangan telah membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Oleh karena itu, penting bagi seorang auditor pajak untuk selalu memperjuangkan arete dalam setiap langkah yang diambilnya dalam melakukan audit pajak usaha pertambangan.

Definisi Sintesis A Posteriori

Sintesis a posteriori mengacu pada proses menggabungkan informasi yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan untuk membentuk pengetahuan baru atau kesimpulan. Ini berbeda dengan sintesis a priori, yang melibatkan pengetahuan yang diperoleh tanpa memerlukan pengalaman, tetapi berdasarkan logika atau pemahaman internal.

Contoh Sintesis A Posteriori

1. Audit Pajak: Dalam audit pajak, auditor mengumpulkan data dan bukti dari laporan keuangan, transaksi, dan dokumen lainnya. Berdasarkan data ini, auditor membuat kesimpulan tentang kepatuhan pajak perusahaan.

2. Penelitian Ilmiah: Seorang ilmuwan mengumpulkan data dari eksperimen dan observasi, lalu menganalisis data tersebut untuk membentuk hipotesis atau teori.

3. Pengambilan Keputusan Bisnis: Manajer mengumpulkan informasi pasar, tren konsumen, dan data keuangan untuk membuat keputusan bisnis yang informatif.

 Ciri-ciri Sintesis A Posteriori

- Empiris: Berdasarkan data dan bukti yang nyata dan dapat diamati.

- Induktif: Melibatkan penarikan kesimpulan umum dari kasus-kasus atau data khusus.

- Evidensial: Memerlukan bukti atau pengamatan untuk membentuk pengetahuan atau kesimpulan.

 Pentingnya Sintesis A Posteriori

- Keakuratan: Menghasilkan pengetahuan yang lebih akurat karena didasarkan pada bukti nyata.

- Fleksibilitas: Dapat diterapkan dalam berbagai bidang, mulai dari ilmu pengetahuan hingga bisnis dan audit.

- Relevansi: Memberikan hasil yang relevan dengan situasi atau kondisi saat ini karena didasarkan pada data aktual.

 Kesimpulan:

Penggunaan konsep sintesis retrospektif memberikan perusahaan rekomendasi audit yang rinci dan berguna. Auditor dapat memberikan saran yang lebih rinci untuk memperbaiki prosedur internal perusahaan atau kebijakan perpajakan berdasarkan pengalaman lapangan dan analisis data yang dikumpulkan. Dari sudut pandang wajib pajak, penggunaan sintesis retrospektif dalam pemeriksaan pajak dapat memberikan banyak keuntungan. Konsep ini memungkinkan akuntan pajak untuk menggunakan bukti nyata dan pengalaman industri dalam melakukan pemeriksaan pajak. Hal ini dapat meningkatkan transparansi proses audit dan memastikan bahwa keputusan audit didasarkan pada informasi yang benar dan obyektif, sehingga menjamin keadilan bagi wajib pajakSintesis a posteriori adalah metode pengetahuan yang bergantung pada pengalaman dan pengamatan. Ini sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu dan praktik karena memastikan bahwa kesimpulan yang diambil didasarkan pada bukti yang nyata dan dapat diverifikasi. Dalam konteks audit pajak, misalnya, sintesis a posteriori membantu auditor untuk membuat penilaian yang akurat dan informatif tentang kepatuhan pajak perusahaan berdasarkan data dan bukti yang dikumpulkan.

Mengintegrasikan konsep-konsep ini kedalam audit pajak pertambangan memungkinkan auditor untuk lebih memahami kompleksitas pertambangan dan risiko pajak yang terkait. Dengan pengalaman dari luar dan analisis berbasis bukti, auditor dapat mengidentifikasi potensi kesalahan atau kekurangan dalam pelaporan pajak dengan lebih baik dan membuat rekomendasi untuk meningkatkan kepatuhan di masa depan.

Terakhir, penerapan konsep tersebut menekankan pentingnya integritas dalam proses pemeriksaan dan pentingnya pembelajaran berkelanjutan bagi auditor dan wajib pajak.

Referensi

Brian Johnson (2023) Arete; Activate Your Heroic Potential

Professor Apollo (2022) Apa itu Arete; "Apa Itu Arete? Halaman 1 - Kompasiana.com"

Dinata, S. (2021). Epistimologi Kritisisme Immanuel Kant. Kanz Philosophia

Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak SE-06/PJ/2016 tentang Kebijakan Pemeriksaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun