Akan tetapi ketika dihadap-hadapkan dengan Anies, elektabilitas Jokowi turun menjadi dibawah rata-rata, yaitu 49,9 persen. Berdasarkan survey dari indo barometer tersebut.
Itu berarti peluang Anies Baswedan yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, bisa saja menggerus elektabilitas Jokowi, yang bukan tidak mungkin akan mengalihkan perhatian para pendukung Jokowi. Alias menggerus elektabilitas Jokowi.
Saya rasa peluang seperti saya sebutkan diataslah, maka indo barometer memprediksi Anies bisa menjadi kuda hitam, jika memang benar maju sebagai capres pada 2019 mendatang dan Prabowo sebagai king maker.
Jika merujuk isu yang berkembang saat ini, Anies memang sedang diatas angin. Apalagi semenjak adanya polemik penghadangan Anies pada Piala Presiden 17 Februari 2018 lalu. Suka maupun tidak suka, hal tersebut akan berpengaruh pada elektabilitas maupun popularitas Anies kedepannya.
Meskipun secara Gentlemen Maruarar Sirait sebagai pihak panitia, sudah mengakui kesalahannya dalam protokol pengamanan presiden yang terjadi pada paat penyerahan tropi piala presiden kepada Persija Jakarta.
Berdasarkan arus sosial media yang saya amati, nama Anies mendadak semakin melambung kini, belum lagi dalam waktu beberapa bulan kedepan Anies masih memiliki kesempatan menunjukkan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Jika Anies bisa mengubah tren positif menjadi elektabilitas kedepannya, bukan tidak mungkin prediksi indo barometer diatas bahwa Anies lawan terberat Jokowi akan benar terjadi, dan kejadian Jokowi dimasa lalu akan berulang kepada Anies.
Tetapi ada hambatan bagi Anies, masalah moralitas politik adalah hambatan terbesarnya untuk maju sebagai capres maupun cawapres. Karena semenjak Pilkada DKI Jakarta lalu, Anies selalu menekankan dirinya akan berjanji menuntaskan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Wacana pencapreasan dirinya akan menjadi bola panas secara moralitas Politik, karena diantara Agus dan Ahok. Hanya Anies dan Sandi saja yang berani mengatakan tidak akan terjun kedalam politik nasional.
Jika isu moralitas menghambat anies sebagai capres/cawapres, meskipun kini namanya tengah naik daun. Maka sosok Gatot Nurmantyo atau AHY bisa menjadi calon alternatif lainnya selain Anies.
Atau bahkan meskipun namanya tak semarak dibandingkan calon-calon alternatif yang sudah saya sebutkan diatas. Nama Muhammad Zainul Majdi, atau akrab disebut sebagai Tuan Guru Bajang bisa menjadi alternatif lain, karena dengan popularitasnya yang beranjak naik semenjak sukses memimpin provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode.