Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sentralisasi Pembangunan dan Kesenjangan Pembangunan antar Wilayah

17 Februari 2018   13:35 Diperbarui: 17 Februari 2018   13:37 4556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rio De Janeiro bukanlah Ibukota negara Brazil, karena Ibukota Brazil adalah Brasilia. Meskipun begitu, Nama Rio De Janeiro jauh lebih terkenal dibandingkan sang Ibukota Brasilia. Bersama Sao Paulo, Rio menjadi pusat ekonomi dan perdagangan utama Brazil (flightcentre.ca)

Karena meskipun kini sistem otonomi luas telah diterapkan hingga saat ini , tetapi tak bisa menghilangkan kesenjangan antara jawa-luar jawa atau Indonesia Barat-Timur. Memang sejujurnya setelah negara kita mengalami sistem sentralisasi ala orde baru selama 32 tahun, efek sentralisasi antara jawa-luar jawa tak bisa hilang dengan mudah, apalagi sentralisasi politik dan ekonomi yang terjadi masih mengakar hingga kini.

Hingga saat ini, dominasi pulau jawa dalam perekonomian Indonesia masih berada diangka 57 persen, dan disusul pulau sumatera dengan dominasi ekonomi 23 persen dari PDB nasional. Itu berarti 80 persen perekonomian terpusat di jawa dan sumatera. Selebihnya 20 persen adalah perekonomian milik sulawesi, kalimantan, papua dan indonesia timur.

Dengan terpusatnya perekonomian kita, memang selalu menjadi masalah adanya diintegrasi bangsa. Aceh dan Papua adalah kedua wilayah yang menuntut keadilan sosial, karena sila ke-5 kita seharusnya diaplikasikan dalam kehidupan kita. Yaitu "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Pusat ekonomi baru dan Pembangunan yang merata

Dahulu ada istilah didaerah, "Indonesia hanyalah pulau jawa dan jakarta saja". Istilah tersebut memang terus berada dalam pandangan masyarakat daerah, karena memang selama ini daerah-daerah khususnya luar jawa dan terutama Indonesia timur. Jalan antar provinsi maupun infrastruktur yang kondisinya cukup baik, bagaikan barang langka.

Efek sentralisasi memang masih mengakar saat ini, tetapi bukankah setelah era reformasi berjalan sudah seharusnya kita lepas landas dan menghapuskan efek sentralisasi tersebut. Karena itulah memang masih banyak pekerjaan rumah pemerintah untuk menghilangkan kesenjangan pembangunan antara jawa-luar jawa.

Beberapa waktu lalu kita memang sempat dikagetkan oleh rencana pemerintah untuk melakukan pemindahan ibukota ke Kalimantan, akan tetapi entah kenapa rencana tersebut hilang begitu saja.

Padahal bagi masyarakat luar pulau jawa, pemindahan ibukota bagaikan suatu angin segar bagi pemerataan pembangunan. Karena bung Karno saja pernah berkata masa depan Indonesia nantinya ada di Pulau Terbesar di Indonesia, yaitu Kalimantan.

Karena sudah pasti jika memang benar ibukota akan dipindahkan ke kalimantan, maka saya tak bisa bayangkan efek domino perkembangan ekonomi sudah pasti akan menyebar keluar pulau jawa yang sudah berat bebannya hingga saat ini.

Memang membangun negara kepulauan seperti indonesia tak mudah, karena terpisahnya daratan-daratan indonesia yang berbentuk kepulauan, maka tak heran pembangunan indonesia masih bersifat sentralisasi hingga saat ini.

Tak seperti amerika serikat yang merupakan negara daratan, yang tentu sangat mudah membangun jalur transportasi yang menghubungkan seluruh negerinya. Tetapi ada peluang bagi Indonesia, jika memang ingin membangun pemerataan pembangunan selayaknya amerika serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun