Karena mengacu pada Pilpres 2014 lalu, bagaimana mungkin Golkar yang notabene suaranya lebih tinggi dari Gerindra mau ikut Prabowo kedalam koalisi merah putih, dimana pada saat itu tanpa tawaran Cawapres sama sekali.
Inilah kekuatan ketokohan Prabowo, kekuatan ketokohan dan massa akar rumput Prabowo begitu mengakar hingga kini. Pada Pilpres 2014 pun Prabowo hanya kalah tipis dengan Presiden Jokowi dengan selisih hanya 6 persen.
Sehingga jika diberikan kesempatan untuk berpendapat, koalisi Reuni yang terbangun anatra PAN, PKS dan Gerindra tersebut adalah sebuah fondasi awal dari kebangkitan KMP dimasa lalu.
Karena melihat dari begitu solidnya koalisi ketiga partai tersebut, kekuatan koalisi PKS, PAN dan Gerindra, bisa saja menjadi kekuatan awal poros penantang Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
Dan tentu saja solidnya kekuatan koalisi 3 partai dengan titik sentral Ketokohan Prabowo tersebut harus diwaspadai oleh Jokowi. Karena berdasarkan rekam jejak, ketiga partai tersebut memiliki pengalaman bersama pada Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pengalaman tersebutlah yang akan membuat koalisi ini berpotensi menjadi penantang serius bagi Jokowi kedepannya. Karena disadari maupun tidak, pengalaman ketiga partai tersebut pada Pilpres 2014 dan Pilkada DKI Jakarta 2017, dapat menjadi sebuah perekat solidnya koalisi gabungan ketiga partai yang diprediksi akan menjadi Poros penantang serius Jokowi kedepannya.
Salam Damai Selalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI