Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Gerindra, PKS, PAN, dan Fondasi "Kebangkitan KMP"

30 Desember 2017   14:34 Diperbarui: 31 Desember 2017   14:49 1675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso (https://tirto.id)

Kata "Reuni", bisa saja bermakna bahwa KMP yang pernah berjaya pada Pilpres 2014 lalu, akan kembai bangkit dan membentuk poros pendukung Prabowo yang diprediksi akan kembali maju sejauh ini.

Sehingga dengan terbentuknya koalisi mereka pada 5 provinsi strategis ini bisa saja bermakna kenangan dan rasa sepenanggungan pada Pilpres 2014, dan yang terbaru Pilkada DKI Jakarta 2017 bagaikan memori yang akan mereka bangkitkan.

Sedikit memutar waktu pada Pilpres 2014, ketiga partai ini pernah bersama-sama berjuang memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden. Apalagi ketika itu kader PAN Hatta Radjasa didaulat menjadi Cawapres Prabowo.

Hubungan erat dimasa lalu bagaikan kekuatan utama kembali terbentuknya poros kekuatan dimasa lalu yang seakan ingin kembali dibangkitkan. Apalagi semenjak Pilkada DKI Jakarta 2017 ketiga partai tersebut telah mendapatkan momentum yang sama dengan memenangkan Anies-Sandi.

Langkah reuni itu diperkuat dengan Sohibul Iman menyatakan Pilkada Serentak 2018 adalah batu loncatan menuju pemilu 2019. Pernyataan Sohibul tersebut tentu bermakna, jika memang koalisi 3 partai yang pernah menjadi kekuatan KMP tersebut berhasil memenangkan calonnya di 5 Pilkada pada provinsi strategis tersebut, maka koalisi ini akan berlangsung hingga Pilpres 2019.

Antara Prabowo dan kebangkitan Koalisi Merah Putih (KMP)

Prabowo, sosok ini masih tergolong kuat untuk menjadi penantang Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Apalagi basis massa pendukung Prabowo dikenal paling solid hingga saat ini, dimana jikalau pun ada yang berubah haluan tidak lagi menjadi pendukung Prabowo pada Pilpres 2019 mendatang, maka jumlahnya bisa dibilang kecil

Kekuatan ketokohan Prabowo yang selalu berada diluar pemerintahan tentu adalah nilai jual yang cukup laris dimasyarakat. Kekuatan sebagai poros oposisi tentu akan menjadi bahan bakar penambah elektoral kedepannya.

Karena Prabowo bisa menjadi titik kumpul para pemilih yang kurang puas dengan pemerintahan Jokowi, dan Prabowo tentu akan menjadi titik kumpul para pemilih yang menginginkan perubahan dari kondisi saat ini.

Akar rumput pendukung yang solid hingga kini. Ini yang perlu digarisbawahi, karena begitu kuatnya sosok Prabowo dalam berbagai proses pilkada serentak 2018 belakangan ini. Dimana apapun calon yang menjadi pilhan Prabowo, maka akan menjadi pilihan PAN dan PKS juga.

PAN dan PKS melihat peluang ini, karena berdasarkan sejarah masa lalu dimana setiap partai yang memposisikan diri sebagai oposisi, maka keuntungan kenaikan elektoral pun didapat. Prabowo adalah simbol tokoh oposisi yang memiliki akar rumput pendukung yang amat solid saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun