Meskipun PDIP memiliki kursi yang memadai untuk mengusung calon sendiri tanpa koalisi pada Pilgub Jabar 2018, tetapi tidak adanya kader yang menonjol bagi partai ini di Jawa Barat, tentu mengharuskan PDIP untuk bergabung disalah satu poros.
Poros yang paling mungkin untuk untuk menjadi tambatan PDIP adalah Ridwan Kamil atau Dedi Mulyadi. Karena kecil kemungkinan jika PDIP berada dalam poros Sudrajat yang diusung oleh Gerindra
Berada diantara poros Dedi Mulyadi atau Ridwan Kamil adalah hal yang paling memungkinkan bagi PDIP, tetapi jika saya diberikan kesempatan untuk berpendapat, hal yang paling mungkin bagi PDIP adalah bergabung dengan Poros Ridwan Kamil.
Mengapa? Karena jika seandainya PDIP masuk kedalam Poros Dedi Mulyadi yang kini telah menjelma menjadi poros "Duo Dedi" (Dedi Mulyadi-Deddy Mizwar atau sebaliknya). Maka peluang PDIP untuk meraih posisi Cawagub kecil kemungkinannya.
Sehingga yang paling mungkin jika memang PDIP mengincar posisi Cawagub, maka berada di kubu Ridwan Kamil adalah hal yang tepat. Menginggat Ridwan Kamil saat ini belum secara pasti menentukan Cawagubnya.
Sebagai Partai dengan jumlah kursi terbesar di Jawa Barat, PDIP tentunya akan berpengaruh cukup besar dalam peta Politik Pilgub Jawa Barat, karena sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak dalam hal ini kursi DPRD Jawa Barat. Kekuatan PDIP tentu diperhitungkan meskipun tak memiliki kader menonjol di Jawa Barat.
Kelahiran "Duo Dedi" yang merupakan imbas dari kemuculan poros bentukan Gerindra (Sudrajat), tentu akan berpengaruh luas terhadap arah politik PDIP di Jawa Barat kedepannya. Apalagi PDIP saat ini seperti tengah menanti peluang kemana yang paling memungkinkan antara poros "Duo Dedi" atau poros Ridwan Kamil yang telah lama di usung oleh Nasdem sejak Maret 2017.