Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres 2019 adalah Akhir dari Dominasi Politisi Lama?

6 Desember 2017   21:32 Diperbarui: 7 Desember 2017   09:05 3777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Prabowo (TRIBUNNEWS / DANY PERMANA)

Pilpres 2019 yang lebih berwarna dibandingkan Pilpres 2014. Saya rasa itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan banyaknya calon alternatif yang muncul selain dari Jokowi dan Prabowo. Menguatnya Nama-nama alternatif seperti AHY, Anies Baswedan dan Jenderal Gatot Nurmantyo. Seakan adalah bukti bahwa Pilpres 2019 akan sangat berwarna dibandingkan Pilpres sebelumnya.

Sepertinya di tengah kekuatan dua kutub, yaitu kutub Jokowi dan Prabowo ada celah bagi masuknya nama-nama lain dalam bursa Pilpres 2019, yang tentu saja Indonesia seperti tidak kehilangan sosok alternatif lain yang tentu saja tak kalah berkualitas dari Jokowi dan Prabowo.

Tetapi, meskipun masuknya nama-nama baru dalam bursa Pilpres 2019, sepertinya Pilpres 2019 mendatang akan mengerucut kepada dua nama, yaitu Jokowi dan Prabowo.

Berdasarkan hasil survey dari Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) yang dilakukan pada periode 6 November-20 November 2017. Kekuatan Prabowo dan Jokowi masih mendominasi. Dimana Prabowo dan Jokowi bersaing ketat dalam survey ini. Dengan perolehan Prabowo memiliki elektabilitas 21,9 %. Sedangkan Jokowi 24,38%.

Tetapi, ada yang menarik, meskipun terpaut jauh, nama calon alternatif seperti  Jenderal Gatot Nurmantyo (2,8 %), AHY (2,31%), Anies Baswedan (2,14%).  Meskipun terpaut jauh, tetapi ketiga nama itu terus mengekor Jokowi dan Prabowo.

Berikut Juga Indo Barometer, yang juga mengeluarkan survey pada periode 15-23 November 2017. Mengeluarkan hasil  Survey yang menunjukkan dominasi Prabowo dan Jokowi. Dimana Jokowi mendapatkan dukungan dari 34,9% responden dan Prabowo mendapatkan dukungan 12, 1% Responden. Nama AHY, Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Anies Baswedan juga mengekor dari Jokowi dan Prabowo dengan suara yang tak lebih dari 4%.

Tak kalah menarik dengan lembaga survey Orkestra. SMRC pada awal oktober 2017 juga mengeluarkan hasil survey yang menunjukkan persaingan sengit elektabilitas Jokowi dan Prabowo. Dimana jokowi memiliki elektabilitas 48,8%. Serta Prabowo 43,5%.

Rata-rata dari hasil survey ketiga lembaga tersebut, menunjukkan dominasi Jokowi dan Prabowo yang selalu dominan. Dan ketiga nama AHY, Anies, dan Jenderal Gatot Nurmantyo selalu mengekor dibelakangnya.

Ada yang lebih menarik lagi dari temuan Pollmark, pada 9-20 september 2017. Dimana dominasi masih ada di dua tokoh Jokowi dan Prabowo. Dimana Jokowi 41 persen. Dan Prabowo 21 persen. Dan tetap mengekor dibelakang Jokowi dan Prabowo  Anies, AHY, dan Jenderal Gatot. Dengan raihan suara rata-rata 2 persen dan diatas 2 persen.

Tetapi dilain sisi, dari temuan Pollmark, tokoh-tokoh lama lainnya seperti Megawati, Surya Paloh, JK, Yusril Ihza Mahendra, dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Rata-rata hanya memiliki elektabilitas dibawah 2 persen. Dimana JK (1,9%), Megawati (1,1 persen), Surya Paloh (0,4%), Yusril (0,4%). Dan Muhaimin Iskandar (0,1%).

Berdasarkan temuan keempat lembaga survey kredibel diatas, tentu kedua Tokoh lama Jokowi dan Prabowo diprediksi akan tetap mendominasi perolehan suara pada Pilpres 2019. Itu berarti kedua tokoh lama yang masih populer hanya Jokowi dan Prabowo. Sedangkan tokoh-tokoh lama lainnya seperti Megawati, JK, Yusril, dan Cak Imin. Masih kalah elektabilitasnya dengan tokoh-tokoh baru seperti AHY, Anies, dan Jenderal Gatot.

Pilpres 2019 adalah pertarungan terakhir politisi lama

Mencuatnya nama Anies, AHY dan Jenderal Gatot tentu seakan menjadi bukti, bahwa pertarungan pilpres 2019 mendatang masih menjadi milik Jokowi dan Prabowo. Karena ketiga nama diatas, sepertinya akan menjadi penentu kemenangan dari Jokowi dan Prabowo. Dalam hal ini ketiga tokoh tersebut memang cocok menjadi pendamping Jokowi maupun Prabowo.

Karena jika memang MK tidak membatalkan Presidential Threshold 20%, maka peta politik Pilpres 2019 memang akan tetap didominasi oleh Jokowi dan Prabowo. Apalagi dalam keempat Survey diatas, hanya Prabowo yang elektabilitasnya mampu menyangi Jokowi pada Pilpres 2019.

Meskipun ketiga nama, seperti AHY, Anies, dan Jenderal Gatot selalu masuk radar capres 2019. Tetapi jauhnya elektabilitas ketiga nama tokoh diatas, seakan menujukkan, bahwa tetap hanya Prabowo yang mampu menyaingi elektabilitas Jokowi.

Sepertinya Polarisasi antara pendukung Jokowi dan Prabowo yang terjadi semenjak pilpres 2014, akan berulang pada Pilpres 2019. Karena basis masa Prabowo dan Jokowi memang terkenal militan dan fanatik hingga saat ini. Ini mungkin adalah faktor yang menyebabkan suara pada Pilpres 2019 masih mengerucut pada Jokowi dan Prabowo.

Atau jika saya mau berucap, pilpres 2019 adalah pertarungan final antara Jokowi dan Prabowo. Sebagai kedua tokoh yang dianggap Politisi senior, tentu Pilpres 2019 adalah penentuan bagi kedua tokoh senior ini. Mengapa? Karena jika ditengah sengitnya persaingan elektabilitas antara keduanya sejak pilpres 2014, tentu 2019 adalah pertarungan terakhir bagi rivalitas Jokowi dan Prabowo.

Sehingga ketiga tokoh altenatif seperti Anies, AHY, dan Jenderal Gatot tentu juga akan jadi penentu kemenangan kedua politisi senior tersebut,. Karena ketiga tokoh tersebut dinilai layak menjadi pendamping Jokowi maupun Prabowo.

Karena Pilpres 2019 berbeda dengan Pilpres 2009. Dimana pada Pilpres 2009, siapapun Cawapres SBY. Semua pihak sudah tahu SBY sudah diastikan akan keluar sebagai pemenang pilpres 2009, karena elektabilitasnya diatas 60 persen. Sehinga calon wakil Presiden adalah penentu kemenangan baik Jokowi maupun Prabowo sebagai Politisi senior.

Jokowi dan Prabowo yang saat ini dominan secara elektablitas, seakan menunjukkan bahwa Pilpres 2019 adalah akhir daripada era dominasi Politikus lama. Dimana selain Pilpres 2019 adalah pertarungan terakhir bagi Jokowi dan Prabowo sebagai Politikus lama yang mendominasi Pilpres 2019.

Berdasarkan hasil survey dari keempat lembaga survey kredibel diatas adalah bukti, dengan mengekornya ketika nama capres alternatif seperti AHY, Anies dan Jenderal Gatot. Seakan adalah bukti, bawah tokoh-tkoh baru diprediksi akan menjadi nama-nama yang akan mengisi Pilpres 2024.

hingga saat, hanya Jokowi dan Prabowo yang masih besar peluangnya memenangkan PILPRES 2019. Hal itu jika kita merujuk pada hasil survey pada saat ini, memang dominasi Jokowi dan Prabowo masih terasa. Meskipun peta ini masih bisa berubah, tetapi hingga saat ini Jokowi dan Prabowo masih mendominasi.

Karena sepertinya memang Pilpres 2024 akan menjadi pilpres para tokoh-tokoh baru jika melihat dari peta politik sekarang

Referensi berita: 1, 2 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun