Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Duet Prabowo-Yusril, Mungkinkah Bisa Pudarkan Elektabilitas Jokowi?

10 September 2017   23:59 Diperbarui: 15 September 2017   11:42 17509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duet Prabowo-Yusril bisa menjadi ancaman bagi elektabilitas Jokowi. (TRIBUNNEWS.COM/Bian Harnansa)

Sentimen terhadap Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra belakangan ini dinilai sangat positif. Karena itu, peluang memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 cukup besar jika ke duanya maju berpasangan sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.

"Selama ini ke dua tokoh tersebut positif di mata masyarakat. Kalau berpasangan bisa berpotensi menenggelamkan figur dan elektabilitas Jokowi," ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago kepada JPNN, Kamis (7/9).

Itulah sepenggal pemberitaan yang saya kutip dari media online JPNN.COM. Wacana Prabowo-Yusril selalu menarik perhatian saya. Bagaimana tidak, kedua tokoh nasional yang selalu bersebrangan dengan pemerintahan Jokowi ini. Akhir-akhir ini selalu populer dengan berbagai manuver yang dilakukannya. Prabowo sendiri sudah banyak yang mengetahui betapa konsistennya sosok ini berada di luar pemerintahan. Semenjak dirinya mendirikan partai Gerindra pada tahun 2008 silam.

Apalagi sebagai antitesa, atau lawan terkuat Jokowi saat ini. Prabowo bagaikan tempat berkumpulnya masyarakat yang tidak suka bahkan anti terhadap pemerintahan Jokowi. Ya, karena sosok Prabowo pada saat ini sangat mirip dengan Anies-Sandi pada Pilkada DKI 2017 lalu. Kenapa saya bilang mirip? Karena pada Pilkada DKI 2017 lalu, yang menyebabkan Anies-Sandi menang adalah berkumpulnya para masyarakat yang tidak suka dengan Ahok. Atau jika boleh saya sedikit lebih frontal. Anies-Sandi adalah pusat berkumpulnya kalangan pemilih "Anti Ahok".

Berdasarkan penelitian kecil saya pada arus isu Politik yang berkembang di media sosial pada saat ini. Prabowo sering digadang-gadang sosok yang mampu mengubah keadaan bangsa Indonesia pada saat ini. Bahkan tak jarang banyak berbagai komentar yang menginginkan Prabowo untuk menggantikan Jokowi sebagai Presiden Indonesia. Jadi ibaratnya Prabowo bisa saya ibaratkan dengan Anwar Ibrahim di Malaysia. Dimana meskipun bukan tokoh dalam pemerintahan. Akan tetapi memiliki pendukung yang militan. Bahkan terkadang fanatik.

Prabowo bagaikan harapan terakhir para pendukungnya. Karena sikap konsistennya yang tetap berada di luar pemerintahan. Saya rasa itulah yang membuat betapa miitannya para pendukung Prabowo semenjak Pilpres 2014 lalu. Berbeda dengan SBY. Karena sikap peragu dari seorang SBY. Pendukung mantan Presiden ke-6 ini tidaklah semilitan dari pendukung Prabowo pada saat ini.

Prabowo tentu memiliki pengaruh yang cukup besar dalam dunia politik. Bersama Megawati dan SBY. Prabowo merupakan salah satu penentu arah perpolitikan Indonesia kedepannya. Karena Mega, SBY, dan Prabowo. Adalah pemain dominan politik Indonesia pada saat ini. pada Pilpres 2019 mendatang peta politik Indonesia tentu akan dipengaruhi ketiga Tokoh besar Nasional tersebut.

Dalam Pilpres 2019 sepertinya Prabowo kemungkinan besar akan kembali bertarung dengan saingan lamanya. Siapa lagi kalau bukan Jokowi. Pilpres 2019 tentunya merupakan pertarungan terakhir bagi Prabowo. Karena dengan usia yang hampir mencapai 67 tahun pada saat ini. Tentunya Pilpres 2019 sangat begitu penting bagi Prabowo. Bahkan sangat "Krusial". Dan merupakan pertarungan hidup dan mati bagi dirinya. Karena faktor usia yang kemungkinan sudah tidak layak lagi jika mencalonkan diri lagi pada Pilpres 2024 mendatang.

Kenapa saya katakan tidak layak? Karena sepertinya ke depannya pasti akan ada regenerasi tokoh. Di mana para tokoh-tokoh muda akan bermunculan satu persatu pada pilpres 2024 mendatang. Salah satunya AHY. Yang secara jelas Demokrat pernah mengemukakan. Pada dasarnya AHY sebagai tokoh muda dipersiapkan, untuk menjadi Presiden pada tahun 2024 mendatang. Dari pernyataan tersebut sudah jelas Pilpres 2019 adalah pemanasan terlebih dahulu untuk AHY. Sebelum menghadapi pertarungan serius pada pilpres 2024.

Diperkirakan pilpres 2024 adalah pilpresnya tokoh-tokoh muda. Apalagi dengan lahirnya Anies Baswedan dalam politik nasional akhir-akhir ini. Menandakan akan terjadi regenerasi tokoh kedepannya. Bahkan bukan tidak mungkin Anies Baswedan sudah dipersiapkan Prabowo pada Pilpres 2024. Apalagi jika Prabowo kalah pada Pilpres 2019. Bukan tidak mungkin Prabowo akan semakin mendorong Anies untuk maju sebagai calon Presiden dari Gerindra. Kemungkinan itu bisa saja. Menginggat Megawati yang berkali-kali kalah pada akhirnya mendukung tokoh populer dari partainya sendiri, yaitu Jokowi. Yang pada akhirnya Megawati menjadi pengaruh dominan bagi Jokowi. Karena Megawati adalah tokoh sentral dari partai pendukung utama Jokowi yaitu PDIP.

Tentu dengan kesempatan terakhir tersebut, Prabowo tidak mau lengah lagi memilih calon Wakil Presiden seperti pada Pilpres 2014. Karena pada Pilpres 2014 lalu. Sosok Hatta Radjasa terbukti tidak mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo dikala itu. Disamping itu elektabilitas Jokowi pun terus melambung. Sehingga berakhir dengan kekalahan Prabowo.

Kecerdikan Prabowo memilih Calon Wakil Presiden tentu akan menjadi penentu kemenangannya pada Pilpres 2019 mendatang. Sehingga tentu saja wacana siapa saja yang akan bersanding dengan Prabowo adalah isu yang sangat menarik. Apalagi bagi peta Politik Nasional pada Pilpres 2019 mendatang.

Wacana Prabowo-Yusril sepertinya terus menguat di berbagai media massa dan opini publik pada saat ini. Karena tentu hal yang sangat menarik ketika kedua tokoh yang selalu menjadi oposisi bagi rezim Jokowi ini dipersatukan. Yusril, seperti yang kita ketahui selalu konsisten membela HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). Tampaknya tengah memanfaatkan simpati dari umat islam politik yang kecewa dengan rezim Jokowi. Yang dinilai sebagian kalangan Berjarak dengan umat muslim.

Suka atau tidak suka, pengaruh umat islam politik ini termasuk salah satu penentu kemenangan pilpres 2019 mendatang. Karena bukannya saya bermaksud SARA, di Amerika pun. Pengaruh pemilih ideologis (Memilih berdasarkan Ras, agama, maupun suku) masih terjadi. Yusril memiliki kelebihan di sini. Karena dengan adanya momentum keluarnya Perppu pembubaran ormas anti Pancasila yang secara langsung menyasar Ormas HTI. Bagaikan peluang bagi Yusril untuk menarik kelompok pemilih ideologis ini.

Apalagi Yusril memiliki kesamaan dengan Prabowo. Yaitu sama-sama merupakan tokoh tempat berkumpulnya masyarakat yang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintahan Jokowi. Terutama Perppu ormas.

Sehingga dengan kesamaan tersebut. Tentu saja tidak berlebihan Pangi Syarwi Chaniago berpendapat kedua pasangan tersebut berpeluang memenangi Pilpres 2019. Yusril dengan manuvernya membela mati-matian HTI. Tentu saja akan memiliki basis kuat pada massa Pemilih Ideologis. Sedangkan Prabowo kuat di dua lini masa pendukung, yaitu pemilih Ideologis plus pemilih Nasionalis. Karena ideologi partai Gerindra yang beraliran Nasionalis. Prabowo tentu memiliki dobel segmentasi pemilih. Karena prabowo memiliki tempat tersendiri pada massa Nasionalis dan Religius.

Duet Kedua tokoh yang populer dan dekat dengan kalangan masyarakat yang tidak sejalan dengan pemerintahan Jokowi tersebut bisa saja menggerus elektabilitas jokowi. Apalagi dengan berbagai kebijakan Jokowi yang dinilai jauh dari kesan merakyat ala Jokowi pada Pilkada 2012 dan Pilpres 2014. Bisa menjadi senjata yang digunakan kedua tokoh tersebut untuk menggerus elektabilitas Jokowi kedepannya. Jika duet Prabowo-Yusril benar-benar terjadi.

Karena dari manuver politik keduanya selama ini terlihat jelas tak ada satupun yang mendukung apapun kebijakan dari Presiden Jokowi. Prabowo dan Yusril sepertinya ingin tetap menjadi oposisi yang selalu bersebrangan paham dengan pemerintahan Jokowi. Berbeda dengan SBY yang selama ini terlihat "Melunak: terhadap pemerintahan Jokowi. Menginggat manuver SBY berkunjung ke istana pada acara perayaan hari kemerdekaan Indonesia ke-72 beberapa waktu lalu. SBY dan AHY sepertinya tidak terlalu serius pada Pilpres 2019. Karena dengan pernyataan AHY tentang Kemajuan Indonesia pada tahun 2045 Seakan memberikan sinyal. AHY akan bertanding secara serius pada Pilpres 2024. Tentunya setelah Jokowi memimpin dua periode jika terpilih kembali.

Berbeda dengan Prabowo dan Yusril. Sepertinya kedua tokoh ini bersungguh-sungguh ingin menatap Pilpres 2019 secara serius. Yaitu dengan menarik simpati dari pemilih idelogis dan pemilih yang anti terhadap presiden Jokowi. Duet tersebut bisa saja menjadi ancaman besar terhadap Presiden Jokowi. Karena dengan kekuatan Pemilih ideologis, ditambah Prabowo yang memiliki dobel segmentasi pemilih. Tentu saja akan menjadi lawan yang bisa memudarkan elektabilitas Jokowi kedepannya.

Apapun itu, Pilpres 2019 merupakan pertarungan terakhir bagi Prabowo. Mungkin Prabowo sedang mempertimbangkan mencari pendamping yang bukan saja populer, akan tetapi bisa menjadi pendongkrak elektabilitasnya ke depan. Karena seperti yang kita ketahui, seorang militer tempur seperti Prabowo. Pasti memiliki strategi matang dalam mencari berbagai peluang dan kesempatan. Anies dan Ahok adalah kedua tokoh nasional yang ia besarkan dengan strateginya. Sehingga kalaupun kalah pada pilpres 2019, bisa saja Prabowo akan mendorong Anies Baswedan sebagai calon Presiden pada pilpres 2024 mendatang. Dan tentu saja mungkin akan menjadi lawan berat AHY ke depannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun