Mohon tunggu...
Dendinar
Dendinar Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis yang hobi nulis.

Aktivis , Penulis dan Perasa.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

KPAI adalah Penilaian Kita terhadap Realitas

13 September 2019   01:09 Diperbarui: 14 September 2019   13:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya apa yang terjadi kepada KPAI adalah cerminan kita yang hanya menilai dari siapa yang melakukan bukan apa yang dilakukan. Ketika yang melakukan suatu hal dianggap buruk maka apa yang dilakukan otomatis memiliki nilai buruk bagi kita. 

Padahal minke sendiri pernah dapat nasihat dari sahabatnya jean marais. Sahabat minke itu mengatakan kepada minke "bahwa orang bijak harus adil sejak dalam pikiran" yang kemudian di dengar dan dijadikan prinsip hidup oleh minke dalam novel maupun film Bumi Manusia.

Prinsip "adil sejak dalam pikiran" mungkin terdengar sepele dan cenderung mudah dilakukan. Namun pada realitasnya sungguh sulit bagi kita untuk tidak menilai terlebih dahulu subjek yang melakukan dibandingkan objek yang dilakukan. Hal itu mungkin yang menjadi dasar pertimbangan KPAI dalam menilai Kasus ini. 

KPAI hanya menilai PB Djarum sebagai perusahaan rokok bukan apa yang dilakukan oleh PB djarum dalam membina atlet muda. Nampaknya KPAI dan kita harus belajar banyak dari sosok minke dalam hal menilai sesuatu.

Seringkali kita lupa bahwa nilai dari sebuah perlakuan adalah apa yang dilakukan dan seberapa besar manfaat atau mudarat nya terhadap orang banyak. Kita juga sering mendengar frasa "jangan nilai buku dari covernya" frasa tersebut juga semakin menguatkan bahwa penilaian kita harusnya bukan dari sesuatu yang terlihat atau subjek dari sesuatu itu. Melainkan objek dari yang dilakukan.

Ketika frasa "adil sejak dalam pikiran" dan "jangan menilai buku dari covernya" di lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari kita tidak akan memandang dunia ini dengan warna hitam-putih karena apabila kita memandang dunia dengan wanra hitam-putih maka dunia ini hanya tentang benar dan salah. 

Padahal diantara nilai tersebut ada nilai sosial baik dan buruk yang menjadi kaca mata kita terhadap apa yang di lakukan oleh seseorang. Walaupun KPAI menilai perusahaan rokok yang ada dalam ruang lingkup anak-anak adalah hal yang salah.

Namun harus kita akui dengan apa yang di lakukan  PB Djarum dalam membina anak-anak Indonesia menjadi atlet-atlet bulutangkis professional adalah hal yang baik bagi anak-anak Indonesia.

Kasus yang dialami PB Djarum dan KPAI mengisyaratkan bahwa KPAI hanya menilai PB Djarum sebagai penyelenggara adalah klub buatan perusahaan rokok yang dapat merugikan anak-anak jika logo dan nama yang disematkan dalam PB Djraum dalam udisi tersebut adalah suatu upaya untuk mengeksploitasi anak-anak. 

KPAI tidak melihat bahwa walaupun PB Djarum bentukan perusahaan rokok namun hal yang dilakukan dalam audisi Bulu tangkis untuk pemain muda memiliki manfaat yang besar bagi bulutangkis Indonesia dan anak-anak yang memiliki mimpi dalam menggapai cita-citanya menjadi atlet bulutangkis professional.

KPAI adalah kita saat kita sedang bucin. KPAI adalah kita saat kita sedang mendukung capres hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun