Lengkap sudah kegalauan realitas sejarah. Masih cukup mentalkah untuk terus menunda? Memulai sadar, bahwa nikmat kemerdekaan belum serius disyukuri. Sementara secara kolektif, muter-muter asyik masyuk berdebat tentang hak. Banyak bicara mengenai siapa, dari mana, golongan apa, caranya bagaimana, dengan apa dan seberapa?
Wacana jilid kedua Gus Dur mengenai kebangkitan nasional, di awal tahun 2001an dulu, adalah otokritik bagi semua. Sangat tidak lucu, apabila ada yang berfikir masih perlu jilid 3 - dan jilid seterusnya. Tetapi harus ditanggapi sebagai bentuk ajakan. Bahwa kebangkitan nasional jangan pernah berhenti, tetapi bangkit dan seterusnya!***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H