Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sederhana dan Membumi untuk Pesan Perdamaian

4 September 2024   22:30 Diperbarui: 4 September 2024   22:33 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber https://news.detik.com

 

Selamat datang di Indonesia Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Paus Fransiskus adalah pemimpin 1, 4 milyar pemeluk agama katolik di seluruh bumi. Paus Fransiskus, yang nama aslinya Jorge Mario Bergoglio adalah Paus pertama yang berasal dari Amerika Selatan dan juga Paus pertama yang berasal dari ordo Yesuit. Ordo Yesuit sendiri adalah salah satu ordo religious Katolik terbesar yang terkenal karena komitmennya terhadap pendidikan, misi, dan pelayanan sosial.

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia telah mengundang animo masyarakat. Setelah 35 tahun, Paus berkunjung kembali ke Indonesia. Terlebih lagi Indonesia menjadi negara pertama dalam perjalanan Apostolik Paus Fransiskus ke Asia Pasifik. Sungguh hal yang membahagiakan sekaligus mengharukan.

Jika dilihat, kedatangan Paus Fransiskus memiliki dua perspektif. Pertama kunjungan sebagai pemimpin Gereja Katolik yang ingin bertemu dan menyapa umatnya sekaligus menjalankan perannya sebagai gembala gereja. Yang kedua tentu saja sebagai kepala negara Vatikan.

Paus Fransiskus memiliki gaya kepemimpinan yang sederhana dan dekat dengan rakyat. Tidak heran jika banyak yang menghormati dan menyukai beliau. Paus Fransiskus adalah tokoh besar dunia yang sangat dihormati dan disegani. Beliau dikenal karena sosoknya yang sederhana, rendah hati, dan penuh perhatian terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan kesejahteraan umat manusia. 

Beliau juga sangat menekankan pentingnya belas kasih, perdamaian, dan dialog antaragama. Paus Fransiskus telah menjadi suara penting dalam pembelaan untuk keadilan sosial, perlindungan lingkungan, dan perlawanan terhadap kemiskinan serta ketidaksetaraan. Beliau juga kerap memberikan pesan perihal perdamaian, keadilan sosial, dan juga memberikan perhatianya terhadap lingkungan hidup.

Sejak kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, kesederhanaan beliau sebagai pemimpin umat Katolik seluruh dunia sekaligus pemimpin negara menjadi topik hangat di kalangan publik. Bagaimana tidak, beliau datang ke Indonesia biasa saja seperti masyarakat pada umumnya. 

Datang dengan menggunakan pesawat komersil alih-alih jet pribadi. Beliau memilih menumpang mobil yang biasa digunakan di Jakarta yaitu Kijang Innova dengan kaca biasa bukan kaca anti peluru. Beliau pun duduk di samping supir, menurunkan kaca jendela dan melambaikan tangan kepada orang-orang yang menantinya di sepanjang jalan. Seandainya Paus bersedia, kamar jenis presiden suite pun akan di sediakan. Tapi beliau memilih menginap di kedutaan dengan kamar yang sederhana.

sumber https://travel.tempo.co
sumber https://travel.tempo.co

Pemimpin gereja Katolik seluruh dunia datang membawa pesan dengan kesederhanaanya. Sungguh hal yang luar biasa. Kesederhanaan Paus Fransiskus menjadi pengingat bagi kita di tengah maraknya mereka yang kerap menampilkan hedonisme secara brutal. Paus Fransiskus menjadi symbol semangat Injil yang menekankan cinta kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada orang lain, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan di tengah masyarakat.

Ada yang menarik dalam pernyataan Paus saat bertemu Presiden Indonesia. Paus berbicara tentang semboyan "Bhinneka Tunggal Ika". Pernyataan Paus menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman di Indonesia. Paus memang memiliki cara tersendiri dalam mengapresiasi budaya dan nilai lokal saat melakukan perjalanan apostoliknya.

Paus juga menggambarkan perbedaan yang ada di Indonesia sebagai bagian dari mosaik yang besar, indah dan berharga. Beliau menekankan bahwa setiap elemen dari keberagaman tersebut merupakan bagian yang tidak tergantikan dalam membentuk bangsa yang kuat dan kokoh. Hal ini sejalan dengan visi beliau tentang harmoni, dialog antarbudaya, dan penghormatan terhadap perbedaan, yang diyakini sebagai fondasi untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

Paus mengingatkan sekaligus mengajak kita untuk merawat kerukunan beragama, menciptakan lingkungan dimana setiap orang merasa diterima dan dihargai. Pesan moral yang seharusnya menjadi renungan bagi kita dan sudah selayaknya menginspirasi jutaan manusia di bumi ini untuk membangun harmoni dalam keberagaman, mempererat persaudaraan dan merawat toleransi.

Di sini pentingnya keterbukaan pikiran dalam memahami proses keberagaman. Dengan pikiran yang terbuka, kita akan memiliki toleransi dan jauh dari prasangka buruk terhadap orang lain yang kerap menjadi akar dari perpecahan. Kita juga belajar untuk melihat dunia dari perspektif orang lain sehingga dihindarkan dari sikap ingin menghakimi tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Kegagalan dalam memahami esensi keberagaman rawan memicu konflik. 

Ketika kita tidak mampu menerima dan memahami perbedaan, kita akan menjadi rentan terhadap sikap ekstremisme dan intoleransi. Sikap ini akan memaksakan sudut pandang kita dan cenderung mendorong terjadinya kekerasan. Agama dan iman kepada Tuhan tidak boleh dimanipulasi untuk menimbulkan kebencian dan menciptakan perpecahan.

Perlu digarisbawahi,  dengan keberagaman budaya, agama, suku bangsa dan Bahasa, Indonesia harus terus menjaga harmoni keberagaman. Karena Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi contoh bagi dunia bagaimana masyarakat yang beraneka ragam dapat hidup berdampingan dengan damai.

Menjadi penting untuk saling menerima perbedaan dan memperkuat toleransi guna mewujudkan perdamaian dan dunia yang lebih baik di masa depan, memiliki kasih dan sikap membumi untuk mewujudkan perdamaian di antara umat beragama. Sikap membumi menjadi filosofi hidup yang menawarkan pemahaman lebih mendalam tentang kehidupan dan mengajarkan kita untuk merangkul keberagaman dengan cara yang otentik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun