Ada ungkapan yang membantu saya menemukan kepercayaan diri untuk menulis, bahwa penulis ternama tidak lahir dengan membawa pena. Dengan kata lain, menulis bukanlah bakat, tetapi keterampilan yang bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu. Siapa pun bisa menjadi penulis, yang perlu diingat adalah menulis bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi berbagi wawasan dengan orang lain. Disadari ataupun tidak, menulis membuat pikiran lebih aktif. Pikiran yang kalut juga bisa menjadi lebih tenang dengan menulis.
Mengeksplorasi berbagai macam tulisan sembari menunggu waktu berbuka bisa menjadi bagian dari latihan keterampilan. Ini yang saya sebut dengan sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Waktu ibadah terisi dengan hal yang bermakna, kemampuan diri pun terasah.
Disamping berlatih terus-menerus dan disiplin waktu, media dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar pencapaian keterampilan kita. Anggap saja saya hanya berlatih menulis dan menyimpannya untuk diri sendiri, apakah saya tahu kemampuan saya sudah sesuai target belum. Terkadang kita membutuhkan orang lain untuk menilai. Maka mempublikasikan hasil tulisan menjadi cara yang tepat untuk mengukur pencapaian target kemampuan diri kita
Bagi saya, seorang penulis memerlukan media untuk menuangkan ide-ide menulisnya. Membuat akun di citizen media seperti Kompasiana bisa menjadi sarana untuk pencapaian target kemampuan menulis. Target memiliki keterampilan menulis berkualitas, komunikatif dan berpikir kreatif akan tercapai jika saya memiliki media untuk berlatih menulis setiap hari. Maka dari itu saya menggunakan Kompasiana.
Terlebih di bulan Ramadan ini, Kompasiana menjadi media yang membantu penulis mengelola waktu dengan efektif, sehingga pencapaian target yang terukur dan spesifik dapat diwujudkan. Seperti kegiatan 'Satu Ramadan Bercerita' kita diminta membuat timeline berdasarkan jadwal yang telah diatur dan diharuskan disiplin menjalankannya. Kegiatan ini menjadi kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi yang memiliki target menambah keterampilan menulis selama Ramadan.
Namun, jangan lupa jika menulis tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan membaca. Membaca apa pun, baik itu berita, artikel, cerpen, bahkan jurnal ilmiah agar bisa memotivasi pencapaian tulisan berkualitas. Banyak membaca maka pengetahuan bertambah, tidak akan ketinggalan informasi penting dan perbendaharaan kata bertambah.
Selama Ramadan, kita harus membuang rasa malas untuk menambah ilmu. Apa pun skill yang ingin dikuasai, jadilah pribadi yang multitalenta. Pribadi yang mandiri dan profesional. Dengan belajar keterampilan baru, kita akan memiliki tujuan. Meskipun harus berada di rumah selama Ramadan, dengan tetap produktif maka rasa bosan akan menghilang dengan sendirinya. Menambah keterampilan bukan sekedar membaca dan mencatat, tetapi juga tentang berlatih, manajemen waktu, memiliki rasa percaya diri dan menjalani proses perubahan untuk pencapaian target.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H