Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Target Menambah Keterampilan yang Realistis Selama Ramadan

15 April 2021   16:51 Diperbarui: 15 April 2021   17:07 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber Veientilhelse.no

Kegiatan Ramadan tahun ini memang masih terasa seperti tahun lalu. Pandemi mengharuskan seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa di rumah saja. Namun, Ramadan di tengah pandemi bukan berarti kualitas ibadah menjadi berkurang. Jika menunggu saat berbuka hanya digunakan untuk bermalas-malasan, sudah pasti terasa membosankan dan tidak berfaedah.

Akan berbeda jika kita mampu mengelola waktu agar tetap produktif, bulan puasa akan terasa berjalan lebih cepat. Banyak aktivitas di rumah yang bisa dilakukan guna menunjang kualitas ibadah, seperti mengasah  keterampilan. Alih-alih merasa terjebak atau terkurung, justru Ramadan di rumah bisa menjadi momen tepat untuk mengembangkan kemampuan diri. Menambah keterampilan tidak akan merugikan, justru berguna nantinya, baik itu secara profesional untuk karir dan menghasilkan pundi-pundi uang ataupun secara personal sekedar menuangkan hobi.

Pentingnya Memiliki Target Pencapaian

sumber cnnindonesia.com
sumber cnnindonesia.com

Menjalani aktivitas di dalam rumah akan lebih berfaedah jika dimanfaatkan untuk mempelajari keterampilan baru dengan cara yang menggembirakan. Namun, kita harus memiliki target keberhasilan agar waktu di rumah tidak terbuang sia-sia.

Bagi saya target tidak harus muluk-muluk. Yang penting tahu apa yang ingin dipelajari. Ada proses yang dilalui dan harus ada perubahan yang tercapai khususnya aspek kemampuan dan pemahaman. Setelah menentukan target, maka bisa dilanjutkan dengan membuat gambaran yang ingin dilakukan secara spesifik.

Saya ambil contoh diri saya sendiri. Saat ini saya sedang mendalami kemampuan menulis. Maka hal pertama yang harus saya lakukan, menemukan tujuan menambah keterampilan menulis. Apakah saya ingin menjadi penulis cerita fiksi, nonfiksi, content writer, script writer, editor atau penulis buku serba bisa. Setelah memahami tujuan, bisa bergeser pada pertanyaan apa yang ingin didalami untuk belajar. Menulis itu sangat luas cakupannya, dengan mengetahui apa yang ingin dipelajari maka semakin besar kemungkinan mendapatkan keterampilan baru sesuai target.

Menjadi penulis memang harus memiliki kemampuan menulis yang baik. Menjadi koki, maka harus memiliki kemampuan memasak yang baik pula. Meningkatkan kemampuan menulis bisa dilakukan dengan beragam cara. Tapi tentu saja membutuhkan kedisplinan waktu, karena itulah Ramadan di tengah pandemi bisa dimaksimalkan untuk menentukan pencapaian diri.

Mengingat bahwa tujuan saya adalah menjadi penulis buku yang serba bisa maka saya bisa mulai dengan target membuat tulisan berkualitas dan komunikatif. Dalam artian tulisan yang saya buat harus mudah dibaca dan dipahami. Target kedua adalah kemampuan berpikir kreatif, agar tulisan tidak bertele-tele dan monoton. Karenanya saya membuat gambaran yang ingin dilakukan khususnya selama bulan Ramadan dengan membaca tulisan berkualitas dan menulis setiap hari.

Terukur dan Spesifik

sumber golife.id
sumber golife.id

Ada ungkapan yang membantu saya menemukan kepercayaan diri untuk menulis, bahwa penulis ternama tidak lahir dengan membawa pena. Dengan kata lain, menulis bukanlah bakat, tetapi keterampilan yang bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu. Siapa pun bisa menjadi penulis, yang perlu diingat adalah menulis bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi berbagi wawasan dengan orang lain. Disadari ataupun tidak, menulis membuat pikiran lebih aktif. Pikiran yang kalut juga bisa menjadi lebih tenang dengan menulis.

Mengeksplorasi berbagai macam tulisan sembari menunggu waktu berbuka bisa menjadi bagian dari latihan keterampilan. Ini yang saya sebut dengan sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Waktu ibadah terisi dengan hal yang bermakna, kemampuan diri pun terasah.

Disamping berlatih terus-menerus dan disiplin waktu, media dibutuhkan untuk mengetahui seberapa besar pencapaian keterampilan kita. Anggap saja saya hanya berlatih menulis dan menyimpannya untuk diri sendiri, apakah saya tahu kemampuan saya sudah sesuai target belum. Terkadang kita membutuhkan orang lain untuk menilai. Maka mempublikasikan hasil tulisan menjadi cara yang tepat untuk mengukur pencapaian target kemampuan diri kita

Bagi saya, seorang penulis memerlukan media untuk menuangkan ide-ide menulisnya. Membuat akun di citizen media seperti Kompasiana bisa menjadi sarana untuk pencapaian target kemampuan menulis. Target memiliki keterampilan menulis berkualitas, komunikatif dan berpikir kreatif akan tercapai jika saya memiliki media untuk berlatih menulis setiap hari. Maka dari itu saya menggunakan Kompasiana.

Terlebih di bulan Ramadan ini, Kompasiana menjadi media yang membantu penulis mengelola waktu dengan efektif, sehingga pencapaian target yang terukur dan spesifik dapat diwujudkan. Seperti kegiatan 'Satu Ramadan Bercerita' kita diminta membuat timeline berdasarkan jadwal yang telah diatur dan diharuskan disiplin menjalankannya. Kegiatan ini menjadi kegiatan yang bermanfaat dan berguna bagi yang memiliki target menambah keterampilan menulis selama Ramadan.

Namun, jangan lupa jika menulis tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan membaca. Membaca apa pun, baik itu berita, artikel, cerpen, bahkan jurnal ilmiah agar bisa memotivasi pencapaian tulisan berkualitas. Banyak membaca maka pengetahuan bertambah, tidak akan ketinggalan informasi penting dan perbendaharaan kata bertambah.

Selama Ramadan, kita harus membuang rasa malas untuk menambah ilmu. Apa pun skill yang ingin dikuasai, jadilah pribadi yang multitalenta. Pribadi yang mandiri dan profesional. Dengan belajar keterampilan baru, kita akan memiliki tujuan. Meskipun harus berada di rumah selama Ramadan, dengan tetap produktif maka rasa bosan akan menghilang dengan sendirinya. Menambah keterampilan bukan sekedar membaca dan mencatat, tetapi juga tentang berlatih, manajemen waktu, memiliki rasa percaya diri dan menjalani proses perubahan untuk pencapaian target.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun