Mohon tunggu...
Abdillah
Abdillah Mohon Tunggu... Penulis - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tradisi "Nyungkem" ke Mertua di Hari Raya Idul Adha

17 Juni 2024   00:01 Diperbarui: 17 Juni 2024   00:12 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Raya Idul Adha tidak hanya dikenal sebagai hari raya kurban, tetapi juga sebagai momen penting untuk mempererat tali silaturahmi. Salah satu tradisi yang masih dijaga oleh banyak keluarga di Indonesia adalah "nyungkem" ke mertua. Tradisi ini memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa, yang secara luas juga diadopsi oleh berbagai suku dan komunitas di tanah air.

Makna "Nyungkem"

"Nyungkem" adalah istilah dalam bahasa Jawa yang berarti bersujud atau mencium tangan sebagai bentuk penghormatan. Di hari-hari besar seperti Idul Adha, tradisi ini dilakukan sebagai tanda bakti dan hormat kepada orang tua, terutama mertua. Tindakan ini melambangkan penghormatan yang tinggi dan rasa terima kasih dari menantu kepada mertua atas segala bimbingan dan doa yang telah diberikan.

Persiapan Menuju Momen "Nyungkem"

Pada pagi hari Idul Adha, setelah melaksanakan shalat Idul Adha dan penyembelihan hewan kurban, banyak keluarga yang meluangkan waktu untuk berkunjung ke rumah mertua. Persiapan untuk "nyungkem" biasanya dilakukan dengan penuh kesungguhan. Menantu akan mengenakan pakaian yang rapi dan sopan, membawa buah tangan atau hidangan khusus sebagai bentuk penghormatan tambahan.

Suasana di rumah mertua biasanya penuh kehangatan. Keluarga besar berkumpul, bercengkrama, dan berbagi cerita. Momen "nyungkem" menjadi puncak dari kunjungan tersebut, di mana menantu akan bersujud di hadapan mertua, mencium tangan mereka, dan memohon doa serta restu.

Proses "Nyungkem"

Proses "nyungkem" dimulai dengan menantu yang mendekat dan bersimpuh di depan mertua. Dengan penuh rasa hormat, menantu mencium tangan mertua sebagai tanda pengabdian dan penghormatan. Mertua kemudian memberikan doa dan nasihat sebagai balasan, yang biasanya diiringi dengan ungkapan kasih sayang dan harapan agar keluarga tetap harmonis dan sejahtera.

Tradisi ini tidak hanya menunjukkan rasa hormat, tetapi juga mempererat ikatan antara menantu dan mertua. Mertua merasa dihargai dan dihormati, sementara menantu merasa mendapatkan dukungan dan restu untuk menjalani kehidupan rumah tangga.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Tradisi "Nyungkem"

  1. Penghormatan dan Bakti: "Nyungkem" merupakan bentuk nyata dari penghormatan dan bakti seorang menantu kepada mertua. Ini menunjukkan bahwa dalam budaya Indonesia, rasa hormat kepada orang tua dan mertua sangat dijunjung tinggi.

  2. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun