Mohon tunggu...
Demitri
Demitri Mohon Tunggu... Freelancer - Biarkan kata bicara

- Ibu rumah tangga. Suka utak-atik kata -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Lilin Kecil Itu

25 Desember 2021   12:48 Diperbarui: 25 Desember 2021   13:10 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nak, ambil korek api dan beberapa lilin di laci," pintaku pada si sulung.

"Untuk apa, Bu?" tanyanya heran.

"Ayo kita ke rumah keluarga Topo," ajakku pada anak-anak.

Perlahan-lahan kami berjalan menuju seberang rumah. Si sulung membawa sebuah lilin menyala. Cukup untuk menerangi jalan. Toh kami terbiasa berada di tempat yang tak terlalu terang.

Kuketuk pintu rumah keluarga Topo. Terdengar suara sandal diseret.

Gubrak! 

"Aduh!"teriak Bu Topo.

Sepertinya ia menabrak sesuatu. Suara bungsunya yang menangis masih terdengar.

Pintu terbuka. Dalam cahaya remang lilin, wajah Bu Topo tampak kusut.

"Maaf, saya lihat rumah Ibu masih gelap. Pakailah lilin ini jika Ibu membutuhkan," kataku lirih sembari mengulurkan beberapa batang lilin.

Bu Topo memandangku dan anak-anak. Mulutnya sedikit terbuka. Sepertinya ia tak percaya. Dengan tangan bergetar, diterimanya lilin yang kuberi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun