Bukan nenek moyang para para koki sahaja.
Pernah, kehendak sang koki malah sangat radikal, dengan mendorong adanya demokrasi calon tunggal. Dengan kata lain, pesta satu menu.
Duh, sungguh terlalu, kata Bang Rhoma.
Padahal seapes-apesnya, dengan konfigurasi 20% itu, kita akan mendapatkan dua pasangan capres. Semujur-mujurnya, tiga pasangan capres. Hal baik yang dapat dinikmati seluruh anak negeri. Namun malah dihindari para koki.
Ada suatu teori fisika, yang dapat dikaitkan dengan soal di atas.
THREE BODY PROBLEM (MASALAH TIGA BENDA)
Apabila kita melepas satu bola padat dengan bobot m, dengan kecepatan v, ke ruang angkasa , maka ahli fisika dapat meramalkan posisinya setiap saat.
Apabila ditambah satu bola lagi sehingga ada dua bola berkitaran di ruang angkasa itu, maka dengan rumus-rumus masih dapat diperoleh kedudukannya dari waktu ke waktu.
Tetapi bila ada tiga bola di ruang angkasa itu, maka secara matematis itu menjadi misterius.
Upaya pemecahan soal itu harus menggunakan metode numerik. Yakni suatu variabel diubah diubah sedikit demi sedikit. Dihitung hasil-hasil akhir dari setiap perubahan sedikit itu. Maka posisi benda-benda dapat "didekati", walaupun tidak ditentukan dengan pasti.Â