Mohon tunggu...
Demadi
Demadi Mohon Tunggu... -

Habis tangis, kering tawa. Jejak perjalanan. Serpihan-serpihan. Dihidangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Doa Memanggil Sendal Jepit

26 April 2018   06:30 Diperbarui: 26 April 2018   10:32 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sendal jepit - dokumen pribadi

Yang Lain, ialah sesuatu yang kita akrabi selama ini.

Yang Lain adalah ilham dari mula-mula kehidupan. Ketika si bayi merasa dunianya sedang merapuh. Kimia dalam tabung kehidupan itu makin tak bersahabat. Kemudian ia menjejak - pada perjudiannya yang sakral. Merayapi takdir supaya dapat memecah tangis. Di kehidupan yang baru. Keriuhan Yang Lain. Keheningan yang baru didengarnya.

Yang Lain ialah cita-cita. Bila setiap jiwa hendak melampaui keadaannya setiap saat. Menuju Yang Lain. Setidak-tidaknya melampaui hari ini, untuk esoknya. Bila matahari terbit kembali. 

Dikatakan "mari kita nikmati hari ini". Sebab rindumu pada esok, selalu memanggil.

Yang Lain adalah arah, ketika kesadaran seseorang menetas. Ia jadi tidak melulu mengurus dirinya.  Ia berpaling ke sekitarnya. Ksatria yang turun gunung. Entah ia akan berbagi kebaikan atau kesengsaraan.

Yang lain adalah solusi. Ketika kita sudah buntu. Maka kita mencoba-coba. Salah. Coba lagi. Salah lagi. Coba lagi dan seterusnya. Sehingga Yang Lain itu seperti ruang tanpa batas yang menyediakan jawaban. Meskipun menjelajahnya, butuh kesabaran.

Bahkan Yang Lain adalah yang juga menuntun pada Tuhan. Bila seorang anak manusia mencari, menengadah ke arah langit. Ke arah lain dari apa-apa yang sudah biasa. Kalau-kalau di sana ada sebuah noktah, titik terang yang berisi keterangan.

Tetapi hari ini kita tidak mencari Tuhan (sudah ketemu), kita hanya membutuhkan sepasang sendal jepit.

Yang asli (di pasaran banyak sendal palsu). Nanti kita bikin selamatan. Taburi kembang. Supaya sendal jepit itu kokoh. Kalau kita melangkah, Bumi merestui. Berkahnya menghapus kutukan paku-paku palsu. Menggetarkan bahaya yang sedang nyaru jadi kupu-kupu. Agar Jaelangkung enggan datang tanpa undangan. Dan akan pergi dengan sendirinya.

Inilah doa memanggil sendal jepit.

Soal sepatu-sepatu robek itu, ya sudah. Anggap saja sebagai pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun