“Lho, Deranda?! Ternyata kamu!” teriak salah satu anak
“Lho, kalian saling kenal?” heran Deranda besar
“Iya, teman sekelas kami. Dia pintar, tapi pendiam sekali!”
“Nah, sekarang dia gak bakalan pendiam. Asalkan kalian mau berteman dengannya! Kalau kalian sudah kenal deket pasti kalian bakalan ketawa terus, deh!” senyum Deranda besar
Deranda kecil kaget, mengetahui kalau Deranda besar tahu tentangnya. Tapi, untunglah ia abaikan.
“Salken, Der! Mau ikut ke toko aksesoris gak?” tanya Mita, teman sekelasnya
“Mau!, kak aku jalan bareng mereka dulu ya, nanti aku balik lagi” pamit Deranda kecil
“Wah, kalung yang kalian pakai sama, ya! Liontin hati dengan permata hijau ditengahnya” bilang Fira, teman sekelasnya
“Wah, iay! Aku baru nyadar! Kita kok bisa mirip ya? Padahal aku beli kalung ini, memang cuman ada 1 “ bingung Deranda kecil
“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Sana berteman-lah”
Ketika Deranda kecil pergi, Deranda besar kembali ke tempat tahun dimana ia kana lulus kelas 9.