Mohon tunggu...
DelzaASP
DelzaASP Mohon Tunggu... -

penyuka merah yang menyukai fotografi dan anime juga idol grup JKT48

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hanya Lihat Kedepan

31 Mei 2016   17:24 Diperbarui: 2 Juni 2016   02:08 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ditempat inilah, dimana aku bersesakan untuk membeli makanan. Hahahaha! Tapi, disini tempat dimana aku bisa berjalan bersama temanku. Bakalan kangen masakan bu kantin”

Dari kejuahan panggung wisuda, agak terlihat dari kantin. Ia menuju perpustakaan.

“Tempat favorit! Aku suka baca buku disini. Aku bakalan kangen sama perpus. Apalagi ninggalin jabatan jadi ketua perpus...ini berat!” tangis Deranda

Ia menuju kelas 8G dan mengingat bahwa dia dulu berbeda kelas di kelas dengan Mimi. Kembali teringat sewaktu ia pertama kali kenal dengan Bintang,Liya, dan Tri. Sekarang ia, kembali menuju musholla, tempat dimana ia mengikuti kegiatan sekolah.

Ruang guru,labolatorium, dan terakhir adalah aula. Tempat pertama kali ia kunjungi, sewaktu masuk ke sekolah ini. Pertama kalinya, ia bertemu dengan Mimi yang masih nakal. Tempat yang ia ingin kunjungi adalah gudang sekolah. Ia menuju lantai dua, dan menemukan gudang disebelah kelas 8E. Ia masuk dan melihat sebuah papan tulis kapur yang kotor dengan tulisan kapur, juga catatan proses pembuatan sebuah mesin.

Ia melihat sebuah benda yang tertutupi oleh kain putih, ketika dibuka.

“Wah, ini sepertinya mesin yang rusak, kalau keperbaiki bisa tidak ya?” bilang Deranda sambil memakai kacamata minusnya, dan melihat papan serta catatan pembuatan mesin tersebut.

Ia masih bingung, tetapi akhirnya ia mengerti bagaimana kerja mesin tersebut. Ternyata ini mesin menuju masa lalu. Ketika ia memperbaiki alat tersebut. Akhirnya ia mencoba dan ia menuju masa dimana ia masih SD kelas 5.

Duaar!

Ia benar-benar kembali menuju masa lalu. Tetapi, ia masih memakai seragam sekolahnya. Ia benar-benar melihat dirinya sewaktu kecil. Memang sewaktu kecil Deranda tipe orang yang pemalu dan pendiam. Ia sulit bergaul dengan anak lain.

“Hai, boleh aku duduk disini?” tanya Deranda besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun