Manusia cenderung bertindak untuk kepentingannya sendiri terlebih dahulu sebelum memikirkan orang lain atau kelompok.
Hal ini menyoroti bahwa loyalitas individu sering kali bersifat sementara dan tergantung pada apa yang mereka peroleh.
Pemimpin harus menciptakan lingkungan di mana kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi dapat selaras. Misalnya, dengan memberikan penghargaan yang adil untuk kontribusi individu.
3. Keinginan Melepaskan Diri dari Keadaan Bahaya/Ancaman
Manusia secara alami ingin menghindari situasi yang berbahaya atau mengancam keselamatan dan kesejahteraannya.
Rasa takut adalah salah satu motivasi utama di balik keputusan manusia. Machiavelli menilai bahwa pemimpin harus menggunakan rasa takut ini untuk menciptakan stabilitas.
Pemimpin dapat menerapkan kebijakan yang tegas namun adil untuk mencegah kekacauan dan memastikan keamanan semua pihak.
4. Tidak Tahu Terima Kasih
Manusia sering lupa atau tidak menghargai bantuan yang telah diterimanya di masa lalu.
Sifat ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada rasa terima kasih tidak dapat dijadikan dasar dalam memimpin atau membangun hubungan jangka panjang.
Pemimpin harus fokus pada tindakan nyata yang memastikan dukungan terus-menerus daripada mengandalkan balas budi dari orang lain.