Mohon tunggu...
DELY YANI
DELY YANI Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Dian Nusantara NIM 111211394 Jurusan Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Mata Kuliah Kepemimpinan Nama dosen: Prof. Dr. Apollo Daito, M. Si, Ak

Hobi saya adalah memasak , menciptakan suatu resep baru membuat kepuasan tersendiri untuk diri saya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

K09 Diskursus Gaya Kepemimpinan Adolf Hitler

9 November 2024   14:04 Diperbarui: 9 November 2024   14:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh Kasus

  • Tiongkok: Tiongkok berhasil melakukan reformasi ekonomi sambil mempertahankan sistem politik yang otoriter. Partai Komunis Tiongkok secara cerdik memanfaatkan globalisasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun tetap mempertahankan kontrol yang ketat terhadap informasi dan masyarakat sipil.
  • Rusia: Setelah runtuhnya Uni Soviet, Rusia mengalami transisi menuju demokrasi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Rusia kembali menunjukkan kecenderungan otoriter dengan membatasi kebebasan pers dan menindas oposisi politik.

    Berdasarkan paparan mengenai riwayat hidup Adolf Hitler diatas, bahwajiwa kepemimimpinan yang ada pada Adolf Hitler adalah otoriter, karismatik, ambisius, dan oportunis. Adapun penjelasan dari pendapat tersebut adalah sebagai berikut :

    1. Jiwa Otoriter : Hitler memiliki jiwa otoriter karena dalam pengaturan strategi perang dan waktu untuk melakukan penyerangan semua berada didalam kekuasaan Hitler. Para bawahannya tidak satupun berani menentang perintahnya. Selain itu ditengah krisis ekonomi yang melanda Jerman pada 19
    2. Berkarisma : Didalam setiap pidatonya, Hitler berhasil membuat bersimpati kepadanya dan dapat mengikuti keinginannya. Seperti pada propaganda NAZI, karena karisma yang dimiliki Hitler, banyak orang yang bergabung dengan NAZI. Sehingga mereka mau melaksanakan rencana-rencana Hitler.
    3. Ambisius : Jiwa ambisius Hitler tampak dari ambisinya yang ingin menjadikan ras bangsa arya sebagai bangsa yang memiliki derajat diatas bangsa lain. Sehingga ia akan melakukan cara apa saja untuk mewujudkan ambisinya tersebut. Seperti melakukan penyerangan ke negara lain. Salah satu contohnya adalah penyerbuan ke Polandia yang justru mengawali terjadinya Perang Dunia ke II.
    4. Oportunis : Hitler dapat dikatakan berjiwa oportunis, karena berusaha untuk memanfaatkan peluang pada situasi yang sulit. Contohya pada saatkemerosotan Weimar, yang membuat rakyat yang tidak nyaman dengan sistem pemerintahan yang baru dan menginginkan kembali ke sistem yang sebelumnya. Sehingga rakyat pun bergabung dengan NAZI.

Daftar Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun