Mohon tunggu...
Edukasi Pilihan

Tragedi Mei 1998 Part 1

20 Mei 2018   10:53 Diperbarui: 20 Mei 2018   11:26 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara di sisi lain, sejumlah mahasiswi Trisakti tetap membagi-bagikan bunga kepada pengemudi yang lewat serta kepada aparat keamanana yang bertugas. Situasi saat itu sangat tenang dan cair. Selain mahasiswa, sejumlah warga juga terlihat bergabung dengan kerumunan.

Pukul 14:00 WIB, tak ada perubahan. Meski mahasiswa terus mendesak agar diizinkan menuju Gedung DPR-MPR, aparat keamanan tak mengizinkan. Hujan pun mulai turun, tetapi mahasiswa tetap bertahan sembari memberi semangat orator yang sedang beraksi di mimbar bebas.

Pada titik ini, sekitar 500 petugas keamanan gabungan dari berbagai kesatuan yang bersenjata lengkap berjaga-jaga di depan Kantor Wali Kota Jakarta Barat, di pagar pembatas Jalan S Parman, dan jalan tol, serta di bawah jalan layang Grogol.

Menjelang pukul 17:00 WIB, disepakati agar mahasiswa kembal ke kampus dengan tertib. Ribuan mahasiswa itu kemudian mulai beranjak meninggalkan lokasi. Semuanya berlagsung tertib. Bahkan, pihak kepolisian sempat mengucap terimaksih kepada mahasiswa karena sudah bersikap selama berunjuk rasa.

Namun, situasi itu rusak oleh peristiwa tak diduga. Diakui, dalam perjalanan kembali ke kampus, sempat terdengar saling ledek dan cemooh antara mahasiswa dan aparat keamanan, tetapi dapat diredam. Bahkan sebagian besar mahasiswa sampai di dalam kampus tanpa ada masalah.

Sayang, ketika tulah darah tertumpah di Kampus Trisakti.

"Tembakan ke Arah Kampus"

Waktu menunjukkan pukul 18:00 WIB, ketika sebagian besar mahasiswa Trisakti yang ikut unjuk rasa sudah berada di dalam kampus. Dengan tertib, mereka terus memasuki gerbang kampus yang penuh sesak oleh antrean mahasiswa yang akan masuk.

Tanpa jelas penyebabnya , tiba-tiba dari arah belakang atau barisan aparat keamanan yang berjaga di depan Kantor Wali Kota Jakarta Barat terdengar letusan senjata. Tak lama kemudian, gas air mata juga bertebangan kearah kerumunan mahasiswa yang masih berada di luar kampus. Kepanikan pun terjadi.

Selain panik karena bunyi letusan senjata dan gas air mata, tak sedikit pula yang ketakutan katena serangan fisik dari aparat seperti memukul dan menendang. Bahkan, Ketua Senat Mahasaiswa Universitas Trisakti, Hendra terkena tembakan peluru karet di bagian pinggang. 

Dalam kepanikan akibat bunyi letusan senjata dari segala arah itu, para mahasiswa terus berusaha masuk ke dalam kampus. Sementara sebagian mahsiswa lainnya berusaha membantu rekan-rekannya yang terluka karena tertijak kerumunan massa atau karena pukulan aparat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun