Mohon tunggu...
Delsyad Muhammad
Delsyad Muhammad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Hidup adalah latar beribu perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bangkitkan Kembali Eksistensi Batik Sari Kenongo melalui Regenerasi dan Inovasi

15 November 2024   21:10 Diperbarui: 15 November 2024   21:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diakses dari https://jatim.antaranews.com/

Batik Sari Kenongo lahir di Desa Kenongo, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Buah karya dari Painah yang merupakan warga asli Desa Kenongo. Berdasarkan Informasi Batik Sari Kenongo ini sudah ada sejak tahun 1997. 

Dari segi historis sebenernya aktivitas batik di Desa Kenongo ini sudah ada sejak tahun 1970-an didirikan oleh Oesman Jasir yang kemudian pada tahun 1995 Oesman Jasir meninggal dunia, dan kemudian tidak ada regenerasi dari perusahaan batik yang didirikan Oesman Jasir tersebut hingga Batik Kenongo hampir punah. 

Hingga kemudian Painah seoraang pekerja batik kepercayaan Oesman Jasir menggugah kembali kebangkitan Batik Kenongo. Painah kembali memulai usaha Batik Kenongo yang telah didirikan oleh Oesman Jasir, harapannya agar budaya khas daerah Kenongo ini menjadi budaya yang tak lekang oleh waktu dan tetap bisa dinikmati hingga masa mendatang.

Painah akhirnya mendirikan perusahaan batik pada tahun 1997 yang dinamai dengan "Batik Sari Kenongo" yang hingga saat ini masih ada keberadaannya. Untuk mempertahankan regenerasi dan keberadaan Batik Kenongo ini, Painah memperkerjakan ibu dan para gadis di Kenongo. 

Kala itu Painah mengembangkan batik melalui perkumpulan di desa Kenongo bernama Aisyiyah, yakni salah satu organisasi otonom yang berisikan perkumpulan ibu - ibu yang ada pada Muhammadiyah yang kala itu sedang eksis di Kenongo. Melalui platform tersebut Painah mulai merintis Batik Kenongo dan mengajarkannya ke warga hingga akhirnya para ibu - ibu di Desa Kenongo mayoritas banyak yang bisa membatik.

Kesuksesan dalam mengembangkan Batik Kenongo yang dilakukan oleh Painah akhirnya membuahkan hasil, hingga pada akhirnya pada tahun 2000-an Batik Sari Kenongo diangkat sebagai warisan budaya Khas Sidoarjo. 

Dan pada beberapa tahun kemudian Batik Sari Kenongo dikenal hingga banyak penggemar dan pemesan dari berbagai kalangan masyarakat. Pada era 2000 - 2009 Batik Sari Kenongo berada di kejayaan karena mendapatkan dukungan penuh oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, yang pada saat itu Bapak Win Hendarso, salah satu kebijakannya adalah mewajibkan Pegawai Negeri yang ada di Kabupaten Sidoarjo memakai seragam batik tulis khas Sidoarjo.

         

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis"Motif Sunduk Kentang" 

Dokumentasi penulis
Dokumentasi penulis "Motif Cecek" 

Selain semangat juang yang dimiliki oleh Painah, keestetikan motif pada Batik Sari Kenongo juga menjadikannya digemari oleh segala kalangan masyarakat pada kala itu, penggunaan warna - warna yang cerah dan mencolok menjadikan produk Batik Sari Kenongo laku di industri tekstil. Selain motif yang indah dipandang Painah menyelipkan banyak sekali ciri khas Sidoarjo didalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun