Mohon tunggu...
Del Neonub
Del Neonub Mohon Tunggu... -

Guru dan Blogger di matatimor.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fiksi Itu "Menipu"

12 Oktober 2015   22:15 Diperbarui: 12 Oktober 2015   22:15 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

iksi adalah jenis tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan sipenulisnya. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan karya Fiksi : Cerita pendek (cerpen), novel, cerita sinetron, telenovela, drama, film drama, film komedi, film horor, film laga.

Nonfiksi adalah tulisan-tulisan yang isinya bukanlah fiktif, bukan hasil imajinasi/rekaan si penulisnya. Dengan kata lain, nonfiksi adalah karya seni yang bersifat ofktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata., benar-benar ada dalam kehidupan kita. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan karya nonfiksi : Aetikel, opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tilisan yang berisi pengalaman pribadi si penulisnya (seperti diary, chiken soup for the soul, laporan perjalanan wisata), berita di koran/majalah/tabloid, film dokumenter, dan masih banyak lagi.

 

Defenisi diatas saya copy paste dari blog milik Fahreza Wirawan ini linknya.

http://fahrezawirawan.blogspot.co.id/2013/10/perbedaan-fiksi-dan-nonfiksi.html

tanpa merubah satupun kata di dalamnya. Saya copy paste lurus... jujur toh..tidak tipu-tipu macam iklan di televisi....

 

Maksud saya adalah bukan memprotes defenisi adau eksistensi fiksi, fiksi sendiri memiliki pengaruh besar terhadap sejarah perkembangan hidup manusia dari zaman kezaman. Dengan berfiksi orang bisa mengkritisi pemerintah misalnya, atau menghadirkan ajaran moral bagi masyarakat penikmat dan sebagainya.

Karya sastra yang dicipta menghadirkan hiburan dengan pesan moral yang terkandung di dalamnya...trus kalau orang-orang pada malas membaca? bagaimana... anak-anak sekolah saja... (ini di tempat saya mengajar) tak pernah membaca. saya temukan hal ini ketika mengajarkan materi tentang cerpen di kelas X..(begini-begini guru Bahasa Indonesia loh hehehe) Begitu menugaskan anak-anak untuk mencari contoh cerpen di surat kabar, tidak ada yang sesuai, korannya memang sudah dibawa akan tetapi yang diclipping bukan cerpen.

Ini pertanda bahwa kehadiran fiksi itu hanya menghadirkan kritik sastra... sementara masyarakat penikmat sebagai konsumen sastra jarang kita temui bahkan hampir tidak ada. masa sih.... bisa mengambil kesimpulan dari populasi yang di dalamnya dihuni oleh abg-abg alay yang malas membaca....

dan sempat berpikir untuk melakukan penelitian tindakan kelas disini......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun