Mohon tunggu...
DELLSON ABEDNEGO
DELLSON ABEDNEGO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Kelautan S1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Garam sebagai Sumber Daya Kelautan bagi Negara Indonesia

6 Oktober 2024   14:25 Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:28 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kandungan seperti timbal (Pb) yang maksimal 10 mg/kg, Kadmium (Cd) maksimal 0,5 mg/kg, kandungan raksa (Hg) maksimal 0,1 mg/kg, kandungan arsen (As maksimal 0,1 mg/kg, kandungan Kalium Ferrosianida maksimal 50 mg/kg.

5. Bentuk fisik garam yang bersih, putih, kering, dan tidak menggumpal

6. Kemasan harus tertutup rapat, terbuat dari bahan yang tidak bereaksi dengan garam, aman dan sesuai dengan peraturan yang berlaku

Namun, walaupun sudah terdapat standar yang ditetapkan secara nasional melalui SNI (Standar Nasional Indonesia), secara implementasinya masih terdapat tantangan sehingga kualitas yang dihasilkan juga bisa saja menurun dibandingkan dengan garam produksi di negara lain.

Teknologi Produksi Garam Modern

Adapun cara yang dapat dilakukan agar produksi garam di negara kita Indonesia menjadi penghasil garam berkualitas baik yaitu dengan menerapkan produksi garam modern dengan teknologi. 

Teknologi produksi garam modern sendiri telah mengalami perkembangan signifikan, meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan. Berikut adalah gambaran komprehensif tentang teknologi-teknologi kunci dalam produksi garam modern:

  1. Sistem Evaporasi Vakum: Teknologi ini menggunakan tekanan rendah untuk menurunkan titik didih air laut, meningkatkan efisiensi energi dan mempercepat kristalisasi. Hasilnya adalah garam dengan kemurnian tinggi dan proses produksi yang lebih cepat.
  2. Teknologi Membran: Metode seperti elektrodialisis dan reverse osmosis digunakan untuk pemurnian air garam. Teknologi ini menghilangkan kontaminan, meningkatkan kualitas garam, dan memungkinkan produksi dari sumber air yang sebelumnya tidak layak.
  3. Otomatisasi dan Kontrol Proses: Penggunaan sensor IoT untuk monitoring real-time kondisi air, suhu, dan salinitas, dikombinasikan dengan sistem kontrol otomatis, mengoptimalkan produksi. AI dan machine learning dimanfaatkan untuk prediksi dan manajemen produksi yang lebih akurat.
  4. Teknologi Pengeringan Sentrifugal: Metode ini memisahkan kristal garam dari air garam dengan cepat, mengurangi waktu pengeringan dan menghasilkan garam dengan ukuran partikel yang lebih seragam.
  5. Solar Evaporation Terkendali: Desain tambak modern dengan sistem aliran air yang dioptimalkan dan penggunaan lapisan geomembran mencegah kontaminasi. Teknologi ini memanfaatkan energi surya dengan efisiensi tinggi.
  6. Teknologi Kristalisasi Terarah: Kontrol presisi atas proses pembentukan kristal garam memungkinkan produksi garam dengan bentuk dan ukuran spesifik, penting untuk aplikasi industri dan farmasi.
  7. Sistem Pemanenan Mekanis: Penggunaan mesin pemanen garam otomatis meningkatkan efisiensi, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, dan meminimalkan kontaminasi selama pemanenan.
  8. Teknologi Pengolahan Limbah: Sistem pengolahan air limbah meminimalkan dampak lingkungan. Ekstraksi mineral berharga dari bittern (air sisa produksi garam) mendukung konsep ekonomi sirkular.
  9. Teknologi Pemurnian Lanjutan: Penggunaan resin penukar ion dan proses rekristalisasi menghasilkan garam dengan kemurnian ultra-tinggi, penting untuk produksi garam farmasi dan elektronik.
  10. Integrasi Energi Terbarukan: Penggunaan panel surya dan turbin angin, serta sistem penyimpanan energi, mendukung operasi berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon produksi garam.

Teknologi-teknologi ini tidak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi garam, tetapi juga mendukung praktik produksi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Mereka memungkinkan produsen garam untuk memenuhi standar kualitas yang lebih tinggi, memperluas aplikasi garam ke berbagai industri, dan meningkatkan efisiensi operasional.

Implementasi teknologi ini membutuhkan investasi signifikan dalam infrastruktur dan pelatihan, tetapi manfaatnya substansial. Produsen dapat menghasilkan garam berkualitas tinggi dengan konsistensi lebih baik, mengurangi biaya operasional jangka panjang, dan meminimalkan dampak lingkungan.

Di negara seperti Indonesia, adopsi teknologi ini dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produksi garam domestik, mengurangi ketergantungan pada impor, dan bahkan membuka peluang ekspor untuk produk garam bernilai tinggi. Namun, diperlukan dukungan kebijakan dan investasi yang tepat untuk memfasilitasi transisi ke metode produksi garam yang lebih modern dan efisien.

Diversifikasi Produk Garam Laut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun