Hal itu tergantung dari ukuran, bahan baku yang digunakan, dan kerumitan proses pengerjaan. Tentunya, tawar-menawar masih bisa dilakukan. Selain dijual kepada pengunjung yang mampir ke desa tersebut atau dikirim ke berbagai kota di Indonesia, produk hasil karya pengrajin Kasongan telah berhasil menembus pasar internasional.
Selain sebagai sentra industri, Kasongan sekaligus menjadi desa wisata. Desa Wisata Kasongan ini telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti masjid, toilet,dan  parkir kendaraan. Di sekitar kawasan desa wisata ini juga terdapat beragam pilihan kuliner yang turut serta menggerakkan perekonomian warga lokal.
Wisatawan lokal maupun turis asing yang datang kesini tak hanya untuk berbelanja, tetapi mereka juga bisa belajar bagaimana cara membuat kerajinan gerabah tersebut. Nantinya, mereka dapat membawa pulang hasil karyanya tersebut.Â
Desa wisata ini juga kerap kali dikunjungi oleh para akademisi, praktisi, dan peneliti seni. Pengunjung yang datang dari berbagai kalangan dapat menjadi bukti dukungan terhadap usaha kecil menengah dan budaya lokal warga Kasongan, sekaligus sebagai ajang promosi pariwisata kota Yogyakarta.
Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan ini tidak hanya sebagai mata pencaharian warga setempat, sekaligus juga menjadi cerminan kekuatan budaya dan tradisi nenek moyang karena terbukti sampai saat ini pembuatan gerabah masih terus berjalan dan diwariskan secara turun temurun sebagai roda penggerak perekonomian, khusunya di Kabupaten Bantul sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H