Hanya tersisa raga,
Yang terbalut kain panjang batik.
Rasanya seperti baru kemarin,
Memakan roti buaya bersamanya
“Hati-hati ini bisa gigit loh” katanya saat itu,
Sungguh lagak jahil yang ku rindukan.
Sekarang, membuka kamar sebuah kenyataan pahit
Tidak ada lagi tawa nya
Hanya tertinggal wangi vanila,
Menguar bersama bayang tawanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!